Selasa, 20 Oktober 2009

Aplikasi Embedded Internet pada Vending Machine Menggunakan Microprocessor Rabbit RCM3200

Aplikasi Embedded Internet pada Vending Machine Menggunakan Microprocessor Rabbit RCM3200

1. Pendahuluan
Vending Machine adalah sebuah mesin penjual
minuman yang dapat beroperasi secara
standalone untuk melayani transaksi pembelian
minuman atau makanan kecil. Vending Machine
konvensional yang beredar saat ini memiliki
beberapa kekurangan yaitu pengelola tidak dapat
mempunyai informasi secara on-line yang
sewaktu-waktu bisa diakses misalnya tentang
kondisi mesin seperti: hasil transaksi penjualan,
stok produk yang tersimpan pada mesin, kondisi
mesin pendingin dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah itu pada penelitian ini
dibangun sebuah model sistem embedded
pengendali vending machine yang memiliki
koneksi Internet (embedded Internet). Dengan
demikian seluruh aktifitas mesin dapat dimonitor
oleh pengelola mesin secara jarak jauh sepanjang
masih ada koneksi web Internet. Pengelola dapat
memonitor transaksi penjualan, stok produk serta
temperatur mesin pendingin. Sistem embedded
Internet saat ini sudah mulai populer
diaplikasikan pada sistem kendali, peralatan
rumah tangga, instrumentasi dan lain-lain
2. Embedded Internet Rabitcore
2.1 Mikroprosesor Rabbit 3000 [3,4]
Mikroprosesor yang akan digunakan adalah
mikroprosesor Rabbit 3000 mempunyai kemampuan
yang tinggi, low-EMI microprocessor yang
didesain secara spesifik untuk embedded control,
komunikasi, dan koneksi dengan Ethernet dan
Internet.
Buffer I/O Rabbit mempunyai batas kemampuan
arus sourcing dan sinking sebesar 6.8 mA per pin
dengan batas tegangan maksimum untuk semua
I/O adalah 5.5 V.
RCM3200 mempunyai I/O parallel sebanyak 52
buah yang dikelompokkan menjadi 7 port
(masing-masing 8 bit) yang tersedia pada header
J1 dan J2. Sebanyak 44 bidirectional I/O terletak
pada pin PA0-PA7, PB0, PB2-PB7, PD2-PD7,
PE0-PE1, PE3-PE7, PF0-PF7, dan PG0-PG7.




2.2 Dynamic C [5,6]
Dynamic C merupakan integrated development
system yang dirancang khusus untuk embedded
software (yang menggunakan bahasa pemrograman
C). Software ini didesain untuk
digunakan pada kontroler Z-World dan kontroler
lainnya yang berbasiskan mikroprosesor Rabbit.
Rabbit 2000 dan Rabbit 3000 merupakan
mikroprosesor 8 bit yang mempunyai performa
yang tinggi yang dapat menerima aplikasi bahasa
C sampai dengan 50.000 statements atau 1 MB.
Dynamic C terintegrasi dari beberapa fungsi
yaitu editing, compiling, linking, loading, dan
debugging dalam 1 program. Pada kenyataannya,
compiling, linking, loading adalah 1 fungsi. Di
dalam Dynamic C terdapat editor teks yang
mudah untuk digunakan. Program dapat
dieksekusi dan debugged secara interaktif pada
level kode mesin. Menu-menu dan keyboard
shortcut tersedia juga dalam Dynamic C. Selain
itu, bahasa assembly juga didukung oleh
Dynamic C dan dapat digunakan bersama-sama
dengan bahasa C.
Cara memprogram mikroprosesor menggunakan
Dynamic C adalah sbb :
1. Membuat listing program (baik dalam bahasa
C atau assembly ),
2. Langkah selanjutnya program di-compile agar
dapat di-download pada mikroprosesor
dengan menekan tombol F9.
2.3 Pemrograman Socket dengan PHP
Penelitian ini mencoba untuk mengaplikasikan
PHP terutama penggunaan pemrograman socket.
Socket menyediakan jalan bagi client dan server
untuk saling berkomunikasi di dalam jaringan
komputer. Socket membuat jalur end to end
communication (yang memungkinkan client
untuk mengirim request ke server dan server
menerima request tersebut dan memberikan
respon kepada client). Sebagai contoh adalah
sebuah web server melayani request client
dengan membuka sebuah socket (biasanya port
80) dan client (web browser) berkomunikasi
dengannya melalui socket tersebut. Untuk dapat
mengaktifkan fitur socket pada PHP, maka perlu
menghilangkan tanda “;” pada baris
extension=php_sockets.dll dalam file ‘php.ini’.
Beberapa fungsi yang dipakai adalah sebagai
berikut :
•Socket_create() untuk membentuk socket.
resource socket_create (int
domain, int type, int protocol)
•Socket_bind() untuk memberi nama pada
socket (mempunyai nilai balik, TRUE saat
sukses atau FALSE saat gagal).
bool socket_bind (resource socket,
string address [, int port])
•Socket_listen() untuk mendengar koneksi
pada socket (mempunyai nilai balik TRUE
saat sukses atau FALSE saat gagal).
bool socket_listen (resource
socket [, int backlog])
•Socket_accept() untuk menerima koneksi
pada socket.
resource socket_accept (resource
socket)
•Socket_close() untuk menutup socket.
void socket_close (resource
socket)
•Socket_read() untuk membaca bytes yang ada
pada socket.
string socket_read (resource
socket, int length [,int type])
•Socket_write() untuk menulis pada socket.
int socket_write (resource socket,
string buffer [, int length])
Contoh pemrograman socket dengan PHP :
$host = "192.168.12.13";
$port = 1241;
// bentuk socket
$socket = socket_create(AF_INET,
SOCK_STREAM, 0) or die("Socket gagal
dibentuk\n");
// bind socket pada port
$result = socket_bind($socket, $host,
$port) or die("Socket gagal dibind\
n");
// mulai listening
$result = socket_listen($socket, 3)
or die("Listen Gagal\n");
// terima request koneksi
// bentuk cocket lain untuk menghandle
komunikasi
while(1)
{
$spawn = socket_accept($socket) or
die("Gagal menerima koneksi\n");
// baca input dari client
$input = socket_read($spawn, 1024) or
die("Gagal membaca input\n");
echo $input;
// kirim kembali ke client
$output = "alo\n";
socket_write($spawn, $output, strlen
($output)) or die("Gagal membuat
output\n");
// tutup socket
socket_close($spawn);
}
socket_close($socket);
?>
Listing diatas menjadikan komputer dengan IP
192.168.12.13 sebagai server yang membuka
layanan pada port 1241 dan setelah menerima
input dari client, server akan mengirimkan
balasan pada client.


Resmana Lim , Lauw Lim Un Tung
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra
Hendrawan
Alumni Fakultas Teknologi Industrin, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra

ANALISA KEGAGALAN CALL DARI FLEXI KE GSM DI STO MANGGA BESAR JAKARTA PUSAT ANALISA KEGAGALAN CALL DARI FLEXI KE GSM DI STO MANGGA BESAR JAKARTA PUSAT

ANALISA KEGAGALAN CALL DARI FLEXI KE GSM DI STO MANGGA BESAR JAKARTA PUSAT
ANALISA KEGAGALAN CALL DARI FLEXI KE GSM
DI STO MANGGA BESAR JAKARTA PUSAT

Pada jurnal ini memaparkan tentang kehadiran teknologi CDMA dalam dunia telekomunikasi Rata Penuhyang mulai diperhitungkan oleh masyarakat dan para operator GSM yang selama ini menguasai pasar telekomunikasi. Salah satu contoh telepon seluler berbasis CDMA adalah Flexi yang diluncurkan oleh Telkom untuk menandingi operator GSM. Sebagai teknologi baru tentunya Telkom Flexi diluncurkan dengan banyak kelebihan antara lain kecepatan yang lebih tinggi, kualitas suara yang jernih, anti jamming dan sebagainya. Namun demikian timbul masalah baru yang harus dihadapi oleh Telkom Flexi pada saat ingin melakukan interkoneksi terhadap GSM, salah satunya adalah adanya kegagalan komunikasi (call).

Kegagalan komunikasi dari Flexi ke GSM bisa terjadi karena faktor jaringan Flexi maupun GSM, perilaku masing-masing user yang sedang berkomunikasi, dan juga sistem yang menghubungkan kedua jaringan ini. Sebagai sistem yang masih baru perencanaan jaringan yang belum sempurna mengakibatkan masih adanya daerah yang belum tercover dengan baik (blank spot), dan juga overlapping antar sel. Akibatnya timbul kegagalan call karena access failure, drop call, dan kegagalan signaling.

Kesimpulan yang dapat diambil dari jurnal ini adalah:
1. Penyebab kegagalan call dari Flexi ke GSM antara lain remote congestion (0.04%), network bloking (0.06%), system fault (0.27%), ISUP fault (1.59%), terminating busy (1.7%), terminating error (5.43%), dan originating release (33,96%).

2. Remote congestion , network bloking , system fault , ISUP fault , terminating busy , terminating error , dan originating release dapat teridentifikasi karena adanya access failure, drop call, dan signaling failure dalam jaringan.

3. Access failure, drop call, dan signaling failure terjadi karena kondisi RF yang buruk dari MS, BTS, BSC, MSC, dan Gateway antara lain daya terima MS yang rendah (kurang dari -75 dBm), daya pancar MS yang tinggi (lebih dari 20 dBm), FFER yang buruk (lebih dari 1%), nilai Ec/Io yang jelek (kurang dari -12 dB).

4. Ada 5 daerah yang mengalami masalah kegagalan call yaitu Pantai Mutiara Pluit, Pluit Raya Muara Baru, Komplek Duta Mas, Tanah Sereal, dan Pantai Ria Ancol karena kondisi RF yang buruk. Sedangkan hanya 2 daerah yang memiliki masalah RF paling kompleks adalah Pantai Mutiara Pluit dan Pantai Ria Ancol akibat letaknya yang jauh dari BTS.

5. Kondisi RF yang buruk timbul akibat daya pancar BTS yang sampai ke MS bervariasi tergantung dari kondisi lingkungan dan letak MS.


DAFTAR PUSTAKA
[1] www.stttelkom.ac.id/staf/.../Jurnal%20SNSI06-STIKOM%20BALI.doc
posting by Rinalto Hutabarat (41407010008) 0 comment
Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi
Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral
dan Losses pada Trafo Distribusi

Julius Sentosa Setiadji1, Tabrani Machmudsyah2, Yanuar Isnanto1
1Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
2PT. PLN(Persero) Distribusi Jawa Timur
Email: julius@petra.ac.id


ABSTRAK

Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut
adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut
muncullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses
akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Setelah dianalisa,
diperoleh bahwa bila terjadi ketidakseimbangan beban yang besar (28,67%), maka arus netral yang muncul juga besar
(118,6A), dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah semakin besar pula (8.62%).

Dewasa ini Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan maka dituntut adanya sarana dan prasarana yang mendukungnya seperti tersedianya tenaga listrik. Saat ini tenaga listrik merupakan kebutuhan yang utama, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri. Hal ini disebabkan karena tenaga listrik mudah untuk ditransportasikan dan dikonversikan ke dalam bentuk tenaga yang lain. Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan kontinyu merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memenuhi
kebutuhan tenaga listrik
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata tetapi karena ketidakserempakan waktu penyalaan beban-beban tersebut maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada penyediaan tenaga listrik. Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T) inilah yang menyebabkan mengalirnya arus di netral trafo

TEORI TRANSFORMATOR
Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromag-net. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan
penyaluran tenaga listrik.
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada trans-formator diberi arus bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi
primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan.
Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan
penyaluran tenaga listrik.

KESIMPULAN
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada trans-formator diberi arus bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan.



[1] Sulasno, Ir., Teknik Tenaga Listrik, Semarang :Satya Wacana, 1991.
[2] Abdul Kadir, Distribusi dan Utilisasi Tenaga
[3] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung: ITB, Listrik, Jakarta: UI - Press, 2000.
[4] Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL)
[5] Abdul Kadir, Transformator, Jakarta: PT. Elex 2000), Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 2000.

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN MENGGUNAKAN TEGANGAN JALA-JALA LISTRIK PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN MENGGUNAKAN TEGANGAN JALA-JALA LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN MENGGUNAKAN TEGANGAN JALA-JALA LISTRIK
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN
MENGGUNAKAN TEGANGAN JALA-JALA LISTRIK

-------
1Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jl. Sawo Manila No.61 Pejaten, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoneia
E-mail:



Abstrak
- Pada tugas akhir ini, penulis merancang sistem pengendalian peralatan menggunakan tegangan jala-jala listrik. Sistem pengontrol ini dirancang dengan mode dapat menghidup/matikan peralatan secara langsung dan komunikasi antar mikrokontroler perancangan system ini diharapkan dapat lebih memudahkan mengontrol peralatan elektronik, dapat lebih meningkatkan efisiensi pemakaian energi listrik


Pendahuluan
Peralatan elektronik pada saat ini semakin banyak digunakan dalam industri. Untuk bangunan yang besar dan bertingkat, atau untuk industri yang besar, mengontrol peralatan elektronik yang banyak tentu akan menyulitkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan suatu pengontrol otomatis yang dapat mengontrol peralatan elektronik secara keseluruhan dari jarak jauh.
Otomatisasi dari suatu sistem telah menjadi kebutuhan yang makin diperlukan saat ini. Dengan adanya otomatisasi maka segala proses yang berjalan pada suatu system itu akan menjadi lebih mudah dilaksanakan dan lebih teliti lagi hasilnya. Adapun pengadaan otomatisasi tersebut diharapkan tidak terlalu membutuhkan biaya yang terlalu besar.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dirancang direalisasikan suatu sistem pengontrol, yang dapat menghidup/mematikan suatu peralatan yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya dengan pengiriman sinyal pengontrol melalui media kabel jala-jala listrik itu sendiri. Sistem pengontrol ini dirancang dengan mode dapat menghidup/matikan peralatan secara langsung dan komunikasi antar mikrokontroler perancangan system ini diharapkan dapat lebih memudahkan mengontrol peralatan elektronik, dapat lebih meningkatkan efisiensi pemakaian energi listrik.


Metode Penelitian
Sistem ini terdiri dari pengontrol utama ( Master Controller ) dan pengontrol sekunder ( Slave Controller ) yang langsung terhubung ke beberapa titik beban (point). masing-masing pengontrol berbasis Mikrokontroler.

Master Control
Rangkaian pada Master Control terdiri dari dua bagian, yaitu Mikrokontroler sebagai pengolah input dari operator kemudian menghasilkan sinyal kontrol sebagai sinyal pemodulasi dan rangkaian transceiver yang berfungsi sebagai penghubung antara mikrokontroler dan media transmisi jala-jala listrik.

Tranceiver
Rangkaian Transceiver terdiri dari 2 bagian, yaitu rangkaian transmitter dan rangkaian receiver yang bekerja secara bergantian dikendalikan oleh mikrokontroler.

Rangkaian transmitter
Rangkaian transmitter terdiri dari berbagai komponen utama, yaitu :
Rangkaian Regulator Tegangan
Rangkaian Regulator berfungsi untuk menstabilkan tegangan, yaitu sebagai catu daya. Tegangan AC 220V yang masuk ketrafo melalui lilitan primer , menimbulkan induksi tegangan pada lilitan sekunder, namun tegangannya masih merupakan tegangan AC. Dengan memasangkan 2 buah dioda D1 dan D2, yang dipasang forward bias pada masing-masing output lilitan sekunder, maka tiap-tiap dioda akan melewatkan gelombang siklus positif dan menahan gelombang siklus negatif yang diterimanya.

Untuk membuat regulator tegangan 5V pada rangkaian mikrokontroler digunakan IC LM-78L05 CZ, dan pada tegangan input, dari lilitan sekunder diambil tegangan sebesar 8 - 12VAC. Sedangkan untuk regulator tegangan 12V pada pemancar di sisi master control dan penerima disisi slave control digunakan IC LM-78L12 CZ, dan pada tegangan input, dari lilitan sekunder trafo diambil tegangan sebesar 16 – 22 VAC.:

Rangkaian VCO (Voltage Control Oscillator)
Rangkaian VCO (Voltage Control Oscillator) atau osilator terkendali adalah suatu rangkaian yang berfungsi menghasilkan gelombang output AC, biasanya gelombang kotak atau persegi, dimana frekuensi yang dihasilkan tergantung kepada tegangan input yang diberikan kepadanya. Untuk membuat rangkaian VCO digunakan IC LM-566 CN.

Rangkaian Receiver
Rangkaian receiver yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal frekuensi termodulasi yang ditumpangkan pada jalur netral dari jaringan listrik, kemudian mendemodulasi atau memisahkan gelombang pembawa dengan sinyal data, untuk kemudian diolah dalam bentuk digital oleh mikrokontroler. Rangkaian Receiver terdiri dari beberapa rangkaian pendukung, salah satunya sama dengan rangkaian transmitter, yaitu rangkaian regulator tegangan.

Rangkaian Penyeimbang Impedansi
Rangkaian ini berfungsi untuk menyesuaikan antara impedansi output yang tinggi pada jala-jala listrik dengan impedansi yang rendah pada rangkaian receiver.

Rangkaian Penguat
Pada rangkaian ini diharapkan suatu tegangan panjar Vi sebesar 4,5 Volt , dimana output dari rangkaian pengkopel trafo diumpankan kebasis dari rangkaian penguat ini, dimana output dari rangkaian penguat ini adalah 6 volt sampai 7 Volt.

Rangkaian Phase Locked Loop (PLL)
Phase Locked Loop (PLL) adalah loop umpan balik dengan detector fasa, sebuah low pass filter, sebuah penguat DC dan sebuah Voltage Control oscillator (VCO). Daripada memberikan kembali tegangan dan membandingkan dengan input, PLL memberikan kembali frekuensi ke detector fasa, dan membandingkan dengan frekuensi yang datang. Hal ini memungkinkan VCO mengunci, sama dengan frekuensi yang masuk.

Slave Control
Sama seperti pada rangkaian Master Control, pada Slave Control juga terdiri dari dua bagian, yaitu Mikrokontroler sebagai pengolah sinyal kontrol kemudian mengontrol beberapa beban dan rangkaian transceiver yang berfungsi sebagai penghubung antara mikrokontroler dan media transmisi jala-jala listrik.
Rangkaian transceiver terdiri dari 2 bagian yaitu rangkaian receiver yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal data yang dikirim oleh master control melalui jalur netral pada jaringan listrik, kemudian mendemodulasi atau memisahkan gelombang pembawa dengan sinyal data, untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler dan rangkaian trasmitter yang berfungsi mengirim sinyal umpan balik ,menghasilkan gelombang pembawa (carrier) sebesar 200 KHz yang kemudian dimodulasi menggunakan sinyal dari rangkaian mikrokontroler, lalu ditumpangkan pada alur netral dari jaringan listrik.




Kesimpulan
Penggunaan sistem ini dapat memudahkan pengontrolan suatu peralatan listrik sebagai beban, karena dapat mengontrol dari jarak yang jauh, selama peralatan listrik tersebut masih berada dalam satu gardu listrik bertegangan 220 VAC dengan master control. Sistem tidak memerlukan suatu saluran transmisi khusus karena menggunakan kabel jala-jala listrik yang ada sebagai sumber daya sekaligus saluran transmisi. Penggunaan mikrokontroler AT89C51 sangat menguntungkan karena dapat lebih menyederhanakan rangkaian, yang secara otomatis menghemat biaya komponen, dan juga memudahkan dalam pembuatan layout rangkaian

Dafar Pustaka
1. Paulus Andi Nalwan, Teknik Antarmuka dan Pemrograman, Elex Media Komputido, Jakarta, 2003
2. Afgianto Eko Putro, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/53 Teori dan Aplikasi, Gaya Media, Yogyakarta, 2002
3. Albert Paul Malvino Ph.d, Hanafi Gunawan, Prinsip-prinsip Elektronika, Erlangga, Jakarta, 1986
4. Wasito S, Vademekum Elektronika Edisi Kedua, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 2001
5. Muhammad H. Rashid, Elektronika Daya, Rangkaian, Devais dan aplikasinya, Prehalindo, Jkarta, 1999
6. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Paper ini membahas sistem pengenalan plat nomor mobil menggunakan teknik computer vision. Image mobil diambil dari kamera, dan selanjutnya diidentifikasi secara otomatis dengan cara mencari lokasi plat nomor mobil tersebut, mensegmentasi setiap karakter yang ada dari plat tersebut dan kemudian melakukan pengenalan pada setiap karakter dengan metode feature reduction PCA. Aplikasi ini dibangun menggunakan Microsoft Visual C++ 6.0®, Microsoft® DirectShow®, Intel® Image Processing Library dan Open Source Computer Vision Library. Aplikasi ini telah diimplementasikan dan dapat mendeteksi letak plat nomor serta mengenalinya pada PC Pentium II/400 MHz. Sistem telah diujicobakan pada suatu basis data yang mewakili 26 karakter (0-9, A-Z) yang masing-masing terdiri dari beberapa variasi gambar mobil. Hasil uji coba menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup menggembirakan, dimana tingkat keberhasilan mencapai ±82%. Sistem cukup prospektif digunakan sebagai salah satu sistem kontrol dan sekuriti pada area parkir.

Deskripsi Sistem

Sistem deteksi dan pengenalan plat nomor kendaraan bermotor secara otomatis telah menjadi suatu aplikasi yang sangat penting dalam bidang computer vision. Sistem ini dibagi menjadi menjadi empat bagian modul yaitu video capturing, database training, plate detection, dan character recognition.



Gambar Blok Diagram Sistem


1. Video Capturing – DirectShow Process

Modul ini bertujuan untuk melakukan pengambilan gambar yang berasal dari kamera atau dari file video. Dalam proses ini terdiri dari dua sub program, yang pertama adalah proses untuk menerima input baik dari kamera atau dari file video dan yang kedua adalah proses untuk melakukan pengambilan gambar (grabbing) dari input tersebut. Kedua proses tersebut menggunakan fasilitas library yang telah disediakan oleh Microsoft® DirectShow®. Penggunaan library ini sangat bermanfaat karena proses input dapat berlangsung secara realtime.

Program aplikasi DirectShow yang dibuat dalam sistem ini, berdasarkan sumber inputnya (source filter) secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: input dari file berupa AVIFile, dan input dari kamera. Bagian input AVIFile dibangun dengan pendekatan pertama, sedangkan bagian input kamera dibangun dengan menggunakan pendekatan ketiga. Kedua bagian ini secara garis besar memiliki prosedur utama yang hampir sama. Berikut diagram alir dari bagian input :


Gambar Proses Input Kamera


2. Database Training – PCA Algorithm

Bagian ini adalah proses untuk melakukan proses training PCA pada kumpulan image database. Dimana database ini berupa sekumpulan gambar karakter alphanumeric yang terdiri dari beberapa macam variasi untuk masing-masing karakternya (0-9 dan A-Z). Database yang digunakan sebanyak ± 600 gambar. Dalam modul training ini dihasilkan output berupa Eigen Object dan Average Object serta bobot masing masing karakter yang terdapat dalam database, hasil bobot ini disimpan ke dalam suatu list array. Principal Components Analysis (PCA)[1] digunakan untuk mereduksi dimensi image menjadi feature yang lebih sedikit. Ini dilakukan dengan mentransformasi ruang image kedalam basis atau sistem koordinat yang baru dengan representasi yang lebih kompak. Basis-basis image didapatkan dari sekumpulan karakterkarakter yang dilatihkan (training alphanumeric). Feature yang baru tersebut akan dibentuk melalui kombinasi bobot linear dalam ruang eigen (basis image). Komponen dari feature ruang eigen ini tidak saling berkorelasi dan akan memaksimalkan perbedaan yang ada di dalam ruang aslinya.

Maksud dari Principal Components Analysis adalah untuk menangkap variasi total di dalam kumpulan karakter yang dilatihkan, dan untuk merepresentasikan variasi ini dengan variable yang lebih sedikit. Suatu image yang direpresentasikan dengan variabel yang sedikit akan lebih mudah untuk ditangani dan dimengerti daripada jika direpresentasikan dengan raw pixel yang banyak dari image tersebut.


3. Plate Finder Algorithm

Berikut ini adalah proses diagram alir secara sederhana dari algoritma Plate Finder:



Gambar Diagram Pendeteksian Plat Nomor

Pada bagian ini, sistem akan menggunakan gambar yang dihasilkan pada proses capture dari kamera atau gambar dari input user. Gambar ini kemudian di konversi dari gambar berwarna menjadi gambar grayscale. Selanjutnya dilakukan proses thresholding pada gambar grayscale tersebut menghasilkan gambar biner (hitam dan putih saja).

Tahap selanjutnya adalah mencari kandidat angka/digit pada gambar biner ini (Digit Location). Semua kemungkinan objek yang berupa alphanumeric dari gambar akan dicari pada tahap digit location ini. Algoritma ini akan mencari pada setiap pixel yang terdapat pada gambar dan melakukan pengecekan pada setiap iterasi dengan menggunakan sejumlah aturan, dimana apakah terdapat sebuah kandidat digit pada posisi pixel yang bersangkutan. Proses ini terdiri dari dua langkah, yaitu:

3.1. Adaptive size bounding box searching

Proses ini dibagi lagi menjadi tiga tahap:

* Sebuah model yang berbentuk “L” terbalik akan digerakkan pada gambar. Model “L” terbalik ini memiliki tinggi 20 pixel dan lebar 12 pixel. Nilai ini didapat dari hasil rata-rata setiap gambar kendaraan yang ada. Pada setiap posisi pixel beberapa hal berikut dilakukan:

(a) Jika tidak terdapat pixel (putih) pada posisi garis vertikal atau horisontal dari model “L” yang terbalik, maka tidak ada digit yang terdeteksi pada posisi ini.

(b) Jika terdapat pixel (putih) tepat pada posisi atas dan kiri dari model “L”, maka berarti ada terdeksi digit pada posisi ini. Jika suatu posisi memenuhi kondisi ini maka dapat diartikan bahwa telah ditemukan posisi pojok kiri atas dari suatu digit. Dibawah ini adalah visualisasi cara kerja dari model “L” terbalik:


Gambar Deteksi Karakter

* Garis vertikal yang kedua digerakkan, untuk tiap pixel demi pixel, ke arah kanan, dari posisi terakhir yang ditemukan pada tahap sebelumnya. Garis vertikal ini digerakkan hingga tidak ditemukan satu pixel putih pun sepanjang garis vertikal ini. Dalam hal ini panjang dari kandidat digit yang ditemukan dihitung, dan apabila panjang dari kandidat digit ini melebihi batas rata-rata dari suatu digit, maka posisi akan didiskualifikasi.

* Pada tahap ini, garis horisontal yang kedua dengan panjang yang telah ditemukan pada tahap sebelumnya, digerakkan ke bawah hingga tidak ditemukan satu pixel putih pun sepanjang garis horisontal ini. Jika tinggi dari kandidat digit ini memenuhi kondisi tinggi rata-rata suatu digit, maka proses dapat melanjutkan pada tahap selanjutnya, jika tidak maka proses akan kembali pada tahap yang pertama.

3.2 Pixel Coverage Checking

Setelah posisi suatu kandidat digit ditemukan maka, nilai semua pixel putih yang terdapat pada posisi ini akan dihitung semua. Jika nilai pixel memenuhi kondisi maka posisi ini akan disimpan sebagai kandidat karakter, jika tidak memenuhi akan didiskualifikasi. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan suatu kandidat yang terlalu besar atau terlalu kecil.

Setelah semua kandidat digit ditemukan maka selanjutnya adalah mencari lokasi kandidat plat nomor kendaraan (Plate Area Location). Logika pada bagian ini adalah menggunakan posisi objek karakter yang ditemukan pada bagian sebelumnya untuk menentukan letak plat nomor. Langkah pertama adalah membangun suatu model yang berbentuk persegi panjang (plate bounding box). Panjang dan lebar model ini telah diatur berdasarkan rata-rata dari image kendaraan yang ada (lebar 120 pixel dan tinggi 33 pixel). Model ini akan digerakkan mulai dari posisi kandidat digit pertama yang ditemukan pada tahap sebelumnya hingga pada posisi terakhir kandidat digit yang ditemukan. Berikut ini adalah visualisasi dari model persegi panjang yang digunakan untuk mencari lokasi plat.


Gambar Lokalisasi Karakter

Pada setiap iterasi akan dilakukan pengecekan apakah pada daerah sekitar model persegi panjang ini terdapat berapa banyak kandidat digit. Kandidat digit yang ada harus terdiri dari minimal tiga atau maksimal delapan digit. Hal ini diasumsikan bahwa plat nomor standart yang ada di negara kita memiliki kondisi yang demikian. Selain dilakukan pengecekan banyaknya kandidat digit, juga dilakukan pengecekan terhadap posisi dari masing masing kandidat digit tersebut. Hal ini dilakukan sebagai pencegahan terhadap pengambilan kandidat digit yang salah. Apabila posisi teratas antara kandidat digit yang satu dengan yang lain terpaut sangat jauh, maka posisi kandidat ini akan didiskualifikasi. Posisi model persegi panjang yang dapat diterima adalah posisi dimana terdapat kandidat digit yang lebih dari dua dan kurang dari sembilan, serta memiliki posisi yang tingginya tidak terpaut jauh antara satu dengan yang lainnya. Posisi yang benar akan disimpan dalam suatu list array.

Setelah semua kandidat plat nomor ditemukan, maka selanjutnya adalah mencari lokasi sebenarnya dari kandidat-kandidat plat nomor yang ditemukan pada tahap sebelumnya (Final Plate Location). Pada tahap ini akan melakukan iterasi terhadap seluruh kandidat plat nomor yang ditemukan pada tahap sebelumnya. Umumnya setelah memasuki tahap terakhir ini kandidat plat nomor yang ada sering menghasilkan satu kandidat saja. Dan apabila kandidat plat nomor yang dihasilkan ternyata lebih dari satu, maka plat nomor yang dipilih adalah kandidat yang memiliki posisi paling bawah pada image. Pada lokasi yang ditemukan tersebut kemudian dilakukan proses cropping. Hasil dari cropping tersebut disimpan ke dalam sebuah file yang digunakan lebih lanjut untuk proses pengenalan.



4. Character Recognition: dengan Nearest Neighbour Classifier

Pada tahap akhir ini, image plat nomor yang ditemukan akan dilakukan segmentasi karakter terlebih dahulu. Proses segmentasi karakter dilakukan untuk mengekstraksi masing masing karakter yang terdapat pada plat nomor. Pada tahap ini algoritma yang dilakukan adalah menggunakan metode seperti pada modul deteksi letak plat nomor tetapi dengan melakukan perubahan pada algoritmanya. Perubahan yang dilakukan adalah apabila model “L” terbalik telah menemukan kandidat digit, maka pada setiap posisi tersebut dilakukan proses cropping dan dilakukan proses resize pada kandidat digit ini. Proses resize ini bertujuan agar semua karakter yang akan dikenali memiliki ukuran yang sama. Resize dilakukan dengan ukuran 20 pixel untuk lebar dan 30 pixel untuk tingginya (disesuaikan dengan data image pada database). Hasil cropping tersebut disimpan kedalam list. Pada bagian ini apabila terdapat kandidat digit yang saling berhubungan kemungkinan akan dapat terektraksi bersama. Setelah proses cropping selesai maka dilanjutkan pada proses selanjutnya, yaitu pengenalan karakter menggunakan Nearest Neighbour Classifier .


Open Source Computer Vision (OpenCV)

Implementasi sistem yang dikerjakan disini menggunakan platform Windows dengan bahasa pemrograman Visual C++. Di sini digunakan library perangkat lunak Open Source Computer Vision (OpenCV). OpenCV mulai dikembangkan sejak tahun 1999 oleh Visual Interactivity Group didalam Intel's Microprocessor Research Lab [4]. Proyek ini dibuat dengan tujuan untuk mendirikan sebuah komunitas open source vision dan menyediakan sebuah situs dimana usaha terdistribusi dari komunitas dapat dikonsolidasikan dan performance-nya dapat dioptimalkan. Library ini ditujukan untuk digunakan oleh peneliti dan pengembang software komersial. Open Source Computer Vision Library dibuat berdasarkan fungsi-fungsi dasar yang terdapat pada Intel Performance Library. Keunggulan library ini adalah semua fungsi-fungsinya telah dioptimasi untuk prossesor Intel sehingga dapat berjalan jauh lebih cepat.


Sumber : http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/elk/article/viewFile/15866/15858

SISTEM PENGATURAN AC OTOMATIS

Rangkuman jurnal
SISTEM PENGATURAN AC OTOMATIS

Handry Khoswanto, Felix Pasila, Wahyu Eka Cahyadi
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra
Email : handry@petra.ac.id, felix@petra.ac.id
Abstrak
Penggunaan hardware pengatur AC otomatis dengan sensor penghitung orang ini bertujuan agar dapat mengontrol temperature, submode fan, on/off berdasarkan banyaknya individu yang dideteksi sensor penghitung orang. Apabila jumlah individu yang dideteksi kosong dalam ruangan maka AC otomatis akan mati. Dengan adanya pengatur temperatur AC otomatis ini maka diharapkan dapat mengurangi biaya pemakaian daya listrik yang tidak efisien. Dari hasil pengujian, sistem ini dapat bekerja dengan baik apabila diberi input sensor dengan range 0 sampai 255, dan pada temperatur 16 derajat sampai 30 derajat. Error terjadi apabila ada input data yang tidak sesuai dengan procedure data AC yang di- cloning dan terdapat dua atau tiga orang yang masuk atau keluar secara bersamaan.
Pengatur AC otomatis dengan sensor penghitung orang adalah alat kontrol untuk mengatur temperatur atau suhu, sehingga perubahan temperatur atau suhu akan berubah secara otomatis berdasarkan jumlah banyaknya individu yang keluar dan yang masuk dalam ruangan yang dideteksi dengan sensor penghitung orang menggunakan counter maju dan counter mundur, serta menggunakan mikrokontroler ATMEL keluarga MCS51, untuk mengontrolnya.
Pada perancangan hardware pengatur temperatur AC otomatis input sensor penghitung orang di sini, terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
• Mikrokontroler Atmel AT89C2051
• LCD
• Serial EEPROM AT24C02
• Key pad button
• Rangkaian transmiter untuk remote
• Rangkaian power supply
• Rangkaian sensor penghitung orang
Kesimpulan
1. Proses pengambilan data remote pada AC yang akan dikontrol fungsinya dapat dilakukan dengan menggunakan dengan membaca besar pulsa yang dihasilkan oleh tiap tombol pada remote yang akan di kontrol.
2. Sinyal yang dihasilkan atau dikeluarkan oleh remote mempunyai beberapa kondisi, yaitu kondisi start sinyal (sebesar ±3,5ms), kondisi idle atau ‘o’ (sebesar ±1ms), kondisi sinyal carrier (sebesar ±2,5ms).
3. Sensor penghitung orang yang dipasang untuk mendeteksi jumlah orang yang masuk dan yang keluar harus dipasang secara sejajar, agar tidak terjadi error dalam pengenalan oleh sensor penghitung orang.
4. Tingkat keberhasilan dari kerja rangkaian pengatur temperatur AC ini, dapat dilihat dari perbandingan data yang dikeluarkan antara remote AC yang dikontrol dengan rangkaian pengatur AC otomatis yang telah dibuat.
5. Kelemahan dari hardware ini terletak pada sensor penghitung orang, dimana pada sensor penghitung orang tersebut hanya dapat mendeteksi orang yang lewat secara satu
persatu, sehingga kalau seandainya ada dua orang yang lewat secara bersamaan maka
sensor penghitung orang mengenali hanya satu orang yang melewati sensor penghitung
orang tersebut.

Pembangkit listrik tenaga arus sungai atau laut

II. Pembangkit listrik tenaga arus sungai atau laut
Pembangkit listrik tenaga arus sungai atau laut
PLTA yang umum kita ketahui adalah pembangkit listrik yang energi penggerak utamanya bersumber dari air yang dibuat sedemikian hingga agar mampu menggerakan turbin. PLTA merupakan jenis pembangkit sumber energi terbarukan dan tanpa menimbulkan emisi. Tetapi untuk skala besar masih banyak masalah-masalah yang harus dihadapi dari pengembangan PLTA ini. Permasahan yang sering timbul adalah, besarnya biaya untuk pembangunan dan pemeliharaan PLTA,
kebutuhan lahan yang sangat luas dan efek samping yang diakibatkan terhadap lingkungan juga menjadi kendala.
Karena alasan tersebut, akhir-akhir ini banyak yang mengembangkan alternatif teknologi baru sistem pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air untuk mengahasilkan enegi listrik, salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Arus Sungai/Laut.
Menurut beberapa sumber yang dibaca, arus sungai mempunyai kelebihan dibandingkan dengan angin ataupun matahari yang cenderung lebih dipengaruhi oleh cuaca, sementara arus sungai mempunyai aliran yang tetap dan tidak banyak mengalami perubahan hingga ratusan tahun. Selain itu, air mempunyai berat jenis
yang lebih besar dibandingkan dengan udara, dan hal itu berarti bahwa potensi energi yang bisa dihasilkan 321.800 km sungai-sungai besar di dunia lebih besar dibandingkan dengan energi yang bersumber dari angin.
Berbeda dengan arus sungai, arus laut juga mempunyai kandungan energi yang bisa dimanfaatkan sebagai energi terbarukan. Namun arus laut cenderung mengalami perputaran atau biasa disebut juga arus putar sehingga cenderung pula untuk merusak. Pada selat, teluk dan tempat-tempat lainnya dimana arus laut mengalami penyempitan berupa bottle neck, arus laut akan sangat kuat sehinga sangat potensial untuk dimanfaatkan energinya.

Daftar pustaka :
[1] Annonymous. Teknik Penghematan Energi
pada Rumah Tangga dan Bangunan Gedung.
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2002.

[2] Culp, A.W. Prinsip Konversi Energi.
Erlangga, Jakarta, 1996.

[3] Djiteng, M. Operasi Sistem Tenaga Listrik.
Balai Penerbit & Humas ISTN, Jakarta, 1990.

Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik Dalam Upaya Penghematan Bahan Bakar Pembangkit Dan Energi

Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik Dalam Upaya Penghematan Bahan Bakar Pembangkit Dan Energi
I. PENDAHULUAN
Beban sistem tenaga listrik merupakan
pemakaian tenaga listrik dari para pelanggan listrik.
Oleh karenanya besar kecilnya beban beserta
perubahannya tergantung kepada kebutuhan para
pelanggan akan tenaga listrik.Pengaturan pembangkitan pada umumnya
didasarkan pada biaya bahan bakar per kilowattjam
yang digunakan oleh mesin pemmbangkit energi
listrik, sebab biaya bahan bakar merupakan biaya
terbesar dalam pembangkitan energi listrik. Oleh
karenanya diperlukan suatu cara untuk menghitung
biaya bahan bakar yang diperlukan dalam
pengoperasian sistem tenaga listrik untuk kurun
waktu tertentu.Unit-unit pembangkit
diurut menurut urutan prioritas mulai dari yang
termurah biaya bahan bakarnya, dipartisipasikan
dalam memenuhi beban sistem.

II. PENGATURAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK
Pengaturan pemakaian energi listrik pada
dasarnya adalah suatu kegiatan masyarakat pelanggan
listrik untuk mengubah perilaku agar menggunakan
tenaga listrik secara efisien, baik besaran maupun
waktunya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi
pelanggan itu sendiri, perusahaan listrik, maupun
masyarakat pengguna tenaga listrik pada umumnya.

A. Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik
bagi perusahaan listrik adalah :
1. Dapat mengurangi biaya bahan bakar, biaya
operasi dan biaya pemeliharaan.
2. Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik
dan jaringan listrik dalam rangka memenuhi
pertumbuhan permintaan tenaga listrik.
3. Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan tenaga
listrik, karena kapasitas yang mampu melayani
permintaan tenaga listrik dapat dihemat.

B. Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik
bagi pengguna tenaga listrik adalah :
1. Dapat menghindari pemadaman bergilir yang
dikarenakan ketidakmampuan pusat listrik untuk
mensuplai tenaga listrik sesuai permintaan. Hal
ini terjadi pada saat permintaan tenaga listrik
secara bersamaan pada waktu tertentu yang
sering disebut sebagai waktu beban puncak.
2. Dapat menghemat sumber daya alam, dimana
bahan bakar yang diproduksi dari alam dan tidak
dapat diperbaharui dapat dihemat.
3. Dapat memberikan kesempatan penyediaan tenaga
listrik bagi masyarakat yang belum menikmati
tenaga listrik. Sebab dengan pengurangan
pemakaian tenaga listrik, berarti ada sisa
kapasitas tersedia yang dapat disalurkan ke
masyarakat yang belum menikmati tenaga listrik.

C. Sasaran pengaturan pemakaian energi listrik
adalah :
1. Konservasi energi, adalah program untuk
menurunkan/menghemat pemakaian tenaga
listrik.

2. Pemangkasan beban puncak, adalah program
untuk mengurangi beban pada waktu beban
puncak. Hal ini pada umumnya dilakukan
untuk memperbaiki sistem
pasokan/penyaluran tenaga listrik dengan
pemadaman atau pengurangan beban untuk
pengguna tenaga listrik bukan industri.

3. Pengalihan beban, adalah program untuk
menggeser beban dari waktu beban puncak
(WBP) ke luar waktu beban puncak (LWBP),
sehingga diperoleh pembebanan pada saat LWBP
meningkat. Dengan demikian akan diperoleh
penghematan pemakaian bahan bakar, karena
pendukung beban dasar adalah pembangkit yang
menggunakan bahan bakar lebih murah.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amrullah M, MA. Tarif Listrik yang
Mengacu pada Efisiensi Sumber Daya Nasional
serta Metodologi Peramalan Kebutuhan Listrik. PT
PLN (Persero). Jakarta, 1993.

[2] Annonymous. Penyusunan Prakiraan
Kebutuhan Listrik. Dinas Penelitian Kebutuhan
Listrik. PT PLN (Persero). Jakarta, 1996.

Senin, 19 Oktober 2009

USB Programmer untuk Mikrokontroller AVR

USB Programmer untuk Mikrokontroller AVR

Hampir tidak memungkinkan memang melakukan upload program ke mikrokontroller AVR menggunakan kabel ISP parallel pada notebook-notebook anyar, karena secara fisik port parallel sudah tidak disediakan lagi pada notebook-notebook keluaran baru. Salah satu solusinya adalah menggunakan usb-parallel converter. Tapi setelah mencari cari di internet akhirnya ketemu juga cara untuk melakukan programming melalui port USB.
USBTiny- merupan sebuah impelemtasi software untuk melakukan decoding sinyal usb low-speed pada mikrokontroller AT Tiny, juga bisa bekerja pada AT Mega. Artinya Komputer bisa berkomunikasi dengan AVR (AT Tiny dan AT Mega Series) melalui port USB, (mantap ya penulisnya J) . Tanpa harus membeli mikrokontroller AVR seri USB yang mahal (mungkin) adalah salah satu kelebihan menurut saya, karena harga AT Tiny yang relative terjangkau kita sudah bisa melakan interfacing PORT usb walaupun dengan low speed.
Salah satu implementasinya adalah pembuatan SPI Converter untuk melakukan upload/download program ke mikrokontroller AVR. Kompilasi program dilakukan dengan WinAVR (yang penulis gunakan adalah versi 20080610).
Rangkaiannya adalah sebagai berikut:
Komponen yang dibutuhkan adalah:
Q1=12MHz , C1=C2= 27pF, R1=10K, R2=R3=68 Ohm,R4=1K5,R5= 1M,R6=220 Ohm,
D1=D2=3V6, IC1= AT Tiny2313
Setelah rangkaian selesai dibuat, download program main.hex yang ada pada source folder ke dalam mikrokontroller.
USBTiny membutuhkan driver agar bisa dikenal oleh windows, driver nya ada di source folder.
Setelah USBTiny dikenali oleh windows, langkah selanjutnya adalah melakukan programming pada target avr lainnya.
Untuk melakukan programming ke target, dapat digunakan avrdude yang terinstal bersama dengan WinAVR, dalam tutorial ini dilakukan dengan menggunakan command line pada console.
Perintah untuk melakukan upload flash adalah:
avrdude –c usbtiny –p m8535 –U flash:w:main.hex
untuk avr type yang lain dapat diganti misalnya (m32,m16,t2313,t45 dll)

Referensi : http://www.ladyada.net

Alif Ghazali
41407010009
Teknik Elektro

Sistem Pengendalian Suhu Menggunakan AT89S51

Sistem Pengendalian Suhu Menggunakan AT89S51
dengan Tampilan di PC
Irwan1, Bambang Sutopo2




Pendahuluan

Penggunaan mikrokontroler sangat luas, tidak hanya untuk akuisisi data melainkan juga untuk pengendalian di pabrik-pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, automobil, dan sebagainya. Hal ini disebabkan mikrokontroler merupakan sistem mikroprosesor (yang didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM dan IO) yang telah terpadu pada satu keping, selain itu komponennya(AT89S51) murah dan mudah didapatkan di pasaran. Pengambilan aplikasi tentang suhu ini didasarkan pada besarnya pengaruh suhu yang tidak hanya sebagai noise pada dunia elektronika tapi juga pengaruh pada dunia kesehatan (inkubator bayi, pembunuhan bakteri e-coli pada suhu 370 Celcius, dll), hasil kualitas produksi (hasil perkebunan, pertanian, peternakan, dll), sistem keamanan gedung, dll. Mengamati kebanyakan aplikasi suhu berada dalam ruangan 2 maka suhu yang ingin dimonitor itu ditempatkan berada dalam sebuah ruangan yang hampir tertutup sehingga untuk diterapkan pada aplikasinya, sistemnya hanya membutuhkan sedikit modifikasi. Jadi salah satu penerapan dari mikrokontroler adalah digunakan sebagai piranti pengolah dan pengendali data pada alat pengendalian suhu.

2. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang dan membuat plant suhu
2. Menguji transduser suhu (LM 335).
3. Merancang dan menguji rangkaian pengemudi lampu halogen DC 35W 12 V
dan kipas 12 V.
4. Merancang dan menguji rangkaian penggerak motor DC yang merupakan
aktuator pintu.
5. Merancang dan menguji AT89S51 untuk akuisisi data dengan komunikasi
serial dari PC dan transduser suhu serta sebagai sistem pengendali.
6. Merancang dan menguji hasil tampilan di PC dengan menggunakan bahasa
pemrograman Delphi
7. Menguji kinerja sistem secara keseluruhan serta mengambil data dari hasil
pengujian.

Dalam rancangan deteksi keadaan pintu, kedua pintu tutup dan buka bersamaan, pendeteksian bersamaan dengan menggunakan IC 74LS32 (gerbang Or), saat level logika salah satu optocoupler masih high (optocoupler dilewati pintu,
rangkaiannya akan mengeluarkan logika low agar bisa sebagai sinyal interupsi
transisi di pin interupsi eksternal AT89S51) menandakan bahwa masih ada pintu
yang belum menutup/membuka.



3.4 Perangkat lunak AT89S51

Saat belum ada seting suhu dari komputer kondisi kipas, lampu dan motor dalam keadaan disable. Setelah ada seting dari komputer, maka mikrokontroler mengerjakan pengendalian untuk mempertahankan suhu yang di seting sampai ada setingan suhu lain. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan logika if-then, untuk mempermudah pemrograman, data input (suhu yang diset dan tingkat error) dan output (aksi, yang terdiri dari aksi lampu, aksi kipas dan aksi pintu) harus dikelompokan.




Alif Ghazali
41407010009
Teknik elektro

Minggu, 18 Oktober 2009

announcement (pengumuman)

1.Rinalto Hutabarat (41407010008) sejauh ini telah memposting sebanyak 14 posting'an
2.Andri Nursubhi (41407010006) * sejauh ini telah memposting sebanyak 10 posting'an
3.Arriyanto MDP (41407010005) * sejauh ini telah memposting sebanyak 10 posting'an
4.Alif Ghazali (41407010009) * sejauh ini telah memposting sebanyak 10 posting'an
5.Agus Sullisstiyono (41407010017) sejauh ini baru memposting sebanyak 5 posting'an

*tolong isi berapa banyak kalian telah memposting untuk mempermudah pa'Atep menilai....

**tolong supaya judul pastingan menggunakan "JUDUL" dari postingan tsb. jangan menggunakan 'tugas rangkaian dan identitas'. Sesuai dengan anjuran pa'Atep pada kuliah kemarin.. Semua postingan sudah saya edit menggunakan "JUDUL". untuk itu di harapkan kesediaan teman - teman untuk tidak salah dalam memberi judul.

terima kasih.

Rinalto Hutabarat

-admin-

Robot Pendeteksi Asap Berbasis Mikrokontroler AT89S52

Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik yang bekerja dengan menggunakan pengawasan dan kontrol manusia,atau yang bekerja secara otomatis dengan program. Robot pendeteksi asap berbasis mikrokontroler AT89S52 adalah sebuah robot yang bekerja dengan mikrokontroler AT89S52 yang telah diprogram dan dengan bantuan sensor, untuk mendeteksi keberadaan asap.

Kata kunci : Mikrokontroler AT89S52, sensor, driver motor DC, motor DC.

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, maka pembukaan lahan hijau untuk rumah makin banyak. Tidak sedikit pula orang yang membuka lahan,untuk rumah dengan cara membakar hutan atau

lahan gambut sehinnga terjadilah polusi udara yang dapat mengakibatkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Dengan meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki kendaraan bermotor yang tidak ramah lingkungan mengakibatkan polusi uadara yang dapat membuat lapisan ozon berlubang, yang akhirnya dapat mengakibatkan pemanasan global dan kebakaran hutan.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetajuan dan teknologi banyak alat yang dibuat untuk membantu pekerjaan manusia di segala bidang. Dengan robot pendeteksi asap ini kita dapat mendeteksi keberadaan asap yang ada di sekitar kita.Robot ini bekerja dengan bantuan mikrokontroler AT89S52 yang telah diprogram dan dibantu oleh sensor infra red dan photodiode untuk mendeteksi jalan, yang telah diberi garis berwarna hitam atau putih agar robot dapat berjalan sesuai dengan jalur yang telah dibuat,serta sensor opto coupler untuk mendeteksi asap.



A. PEMBAHASAN

1.Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 adalah mikrokontroler keluaran ATMEL dengan 8K byte Flash PEROM (Programable and Erasable Red Only Memory). Mikrokontroler AT89S52 merupakan salah satu dari keluarga mikrokontroler MCS 51 yang termurah dan paling banyak digunakan saat ini, itu dikarenakan mikrokontroler jenis ini memiliki fasilitas onchip memory. Mikrokontroler AT89S52 merupakan mikrokontroler dengan teknologi nonvolatile memory, yang berarti isi dari memory tersebut dapat ditulis atau diisi dan dihapus berulang-ulang.



2.SENSOR

Sensor adalah bagian dari piranti ukur, sistam kemudi atau pengaturan, yang langsung menanggapi adanya penyimpangan dari acuan dan mengolah simpangannya menjadi isarat.

a).Sensor Infra Merah

Led infra merah merupakan piranti semikonduktor khusus yang dirancang untuk memancarkan cahaya apabila arus melaluinya. Apabila diberi bias maju, energi elektron yang mengalir melewati tahanan sambungan diubah menjadi energi cahaya.

Cahaya infra merah walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang ,tetapi tidak dapat menembus bahan-bahan yang melewatkan cahaya tampak.

Pada saat sensor infra merah mengenai garis atau jalur hitam maka photodioda tidak mendapat cahaya dari infra merah maka robot akan berjalan. Dan disaat sinar infra merah tidak mengenai garis atau jalur yang berwarna hitam maka photo dioda mendapat cahaya dari infra merah maka robot akan berhenti.Berikut simbol infra merah dan photodioda:

b).Sensor Fotolistrik

Fotolistrik adalah perangkat atau komponen yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya. Sensor fotolistrik ini dapat dijadikan saklar elektronik,yang artinya memiliki fungsi kerja dalam keadaan ON-OFF, yaitu ketika ada tidaknya penghalang yang melewatinya sehingga mempengaruhi intensitas cahaya yang diterimanya.

Salah satu jenis dari sensor fotolistrik adalah optocoupler. Optocoupler merupakan salah satu komponen yang memanfaatkan sinar atau cahaya yang diterimanya sebagai pemicu ON-OFF-nya. Optocoupler terdiri dari led infra merah sebagai pemberi cahaya dan foto transistor sebagai penerima cahaya.Berikut simbol optocoupler:

3. MOTOR DC

Motor DC adalah mesin listrik yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Prinsip dasar dari motor DC adalah kalau sebuah kawat berarus diletakkan antara kutub magnet (uta-selatan), maka kawat itu akan bekerja sesuai dengan gaya yang diberikan kepadanya.

Pada motor DC, kumparan meadan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi energi listrik menjadi energi gerak (mekanik) berlangsung melalui medan magnet. Energi listrik yang akan diubah dari suatu sistem sementara akan disimpan dalam medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi mekanik (gerak). Motor DC terdiri dari :

a). Bagian tetap (stator)

Stator ini menghasilkan medan magnet ,baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektromagnetik) atau magnet permanen. Bagian stator terdiri dari bodi magnet yang melekat padanya. Untuk motor kecil, magnet tersebut adalah magnet permanen, sedangkan untuk motor besar menggunakan elektromagnetik.

b). Bagian berputar (rotor)

Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir. Suatu kumparan motor akan berfungsi apabila mempunyai:

Arah putaran kawat yang menentukan arah putaran motor dapat ditentukan dengan menggunakan kaedah tangan kiri, yang berbunyi :”apabila tangan kiri terbuka diletakkan diantara kutub utara dan selatan magnet, sehingga garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara menembus telapak tangan kiri dan arus di dalam kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, maka kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari.

Untuk membalik arah putaran motor DC dapat dilakukan dengan membalik arah arus jangkar. Misalkan mula-mula arah putaran ke kanan, untuk mengubah arah putaran ke kiri dilakukan dengan membalik arah arus jangkar, atau pada prinsipnya sama dengan membalik polaritas motor DC.

Berdasarkan prinsip kerja motor DC, maka naik/turun jangkar yang bekerja pada motor DC,tergantung pada naik/turun arus yang terdapat pada jangkar.

Pada motor DC rotornya terdiri dari kumparan dan komulator yang banyak untuk untuk menghasilkan torsi yang terus menerus. Rotor terdiri dari jangkar yang intinya terbuat dari lempengan- lempengan yang ditakik. Susunan lempengan membentuk celah. Celah tersebut dimasuki konduktor kumparan jangkar. Ujung tiap-tiap kumparan dihubungkan pada satu segmen komutator. Tiap segmen merupakan pertemuan dua ujung kumparan yang terhubung.

Kumparan penguat dihubungkan seri, jangkar merupakan bagian bergerak yang terbuat dari besi berlaminasi untuk mengurangi rugi arus Eddy. Kumparan jangkar diletakkan pada slot besi disebelah luar permukaan jangkar. Pada jangkar terdapat komulator yang berbentuk silinder masing-masing diisolasi. Sisi kumparan dihubungkan dengan segmen komulator pada beberapa bagian, tergantung dari tipe lilitan yang diperlukan.



4. DRIVER MOTOR DC

Driver motor DC menggunakan IC L293D. Sebuah IC L293D mempunyai empat buah push-pull.setiap dua buah push-pulldapat digunakan sebagai sebuah untai H-bridge dan dapat diaktifkan dengan sebuah sinyal enable. IC L293D mampu beroperasi pada tegangan 4,5 sampai 36 volt. Besarnya arus yang dapat ditarik adalah 600mA pada kondisi normal serta 1,2 A pada arus puncak (sesaat). IC ini khusus digunakan pada motor sebagai pengganti relay, namun dengan syarat pin enable 1 dan 2 dalam kondisi high (1). Dapat digunakan pada arah bidirectional (dua arah), terdiri dari 16 pin. Apabila salah satu input berlogika 1 (high),maka outputnya berlogika 1 (high)



5. Spesifikasi Robot

Robot ini mempunyai untuk peletakkan komponen, catu daya, motor roda, kipas dan buzzer. Robot ini berbentuk lingkaran dengan diameter 25 cm, tinggi robot 25 cm.

Sistem kerja robot ini adalah mendeteksi keberadaan asap hasil pembakaran yang bekerja pada line tracking. Robot ini menggunakan dua jenis sensor, yang pertama adalah sensor asap menggunakan optocoupler untuk mendeteksi keberadaan asap,dan yang kedua adalah sensor infra merah digunakan untuk mendeteksi jalur yang akan dilaluinya (sensor jalur).

Sistem robot ini menggunakan mator DC sebagai penggerak atau actuator. Pada robot ini terdapat dua pasang motor DC. Adapun fungsi masing-masing motor adalah sebagai berikut :



B. PENUTUP

Dari uraian di atas kita dapat simpulkan bahwa robot ini akan bekerja setelah ada asap yang ditimbulkan dari pembakaran yang mengenai sensor asap atau optocoupler. Karena asap tersebut dapat menghalangi sinar (cahaya) dari infra merah yang akan menuju ke foto transistor.

Setelah itu robot akan mendeteksi keberadaan asap kemudian robot tersebut akan berjalan menuju tempat timbulnya asap.

Setelah sampai di tempat timbilnya asap, maka leher kipas akan berputar ke kanan dan kiri kemudian blower akan berputar untuk memadamkam api dan mengurangi asap yang ada disekitar robot itu.



C. Daftar Pustaka :

Lestari, Dini Puji, Hikmah Muntazah. 2007. Robot Pendeteksi Asap Berbasis Mikrokontroler AT89S52, Tugas Akhir. Falkutas Teknik Universitas Negeri Jakarta.

Budiharto, Widodo. 2006. Belajar Sendiri Membuat Robot Cerdas, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Nalwan, Andi, Paulus. 2003. Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan pemrograman Mikrokontroler AT89C51. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Martin, Fred G. 2001. Robotic Explorations A Hand_ON Introuction to Engenering. New Jersey : Prentice Hall.

Agung Supadma, Megi Irawan. 20006. Robot Cerdas Pemadam Api, Tugas Akhir.: Falkutas Teknik Universitas Negeri Jakarta.

Schuler.2003. Election Prinsiples and applications, Singapore : McGraw_Hill Eucation (Asia)

---------2002. Datasheet LM158, LM158A, LM258, LM258A, LM358, LM358A, LM2904, LM2904Q Dual Operational Amplifiers. Penerbit : Texas Instruments Inc. Dallas, Texas.

---------2004. Datasheet L293, L293D Quadruple Half-H Drivers. Penerbit : Texas Instruments Inc. Dallas, Texas.

Hubungan Intensitas Polusi Isolator Jaringan Distribusi di Sumatera Utara dengan Jarak Lokasi Isolator dari Pantai

Hubungan Intensitas Polusi Isolator Jaringan Distribusi di Sumatera Utara
dengan Jarak Lokasi Isolator dari Pantai

Polutan yang menempel pada suatu isolator berasal dari polutan yang terdapat pada udara di Salah satu komponen utama dari jaringan distribusi tenaga listrik hantaran udara adalah isolator. Isolator berfungsi mengisolir konduktor jaringan yang bertegangan dengan tiang penyangga konduktor agar arus listrik tidak mengalir dari konduktor jaringan ke tanah. Ada beberapa hal yang dapat membuat isolator gagal melaksanakan fungsinya, salah satu di antaranya adalah peristiwa lewat-denyar. Peristiwa lewatdenyar pada suatu isolator dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat ke tanah dan pada akhirnya dapat menimbulkan terputusnya pengiriman energy listrik kepada konsumen. Terjadinya lewat-denyar pada suatu isolator tergantung kepada: kekuatan isolasi isolator; tegangan yang dipikul isolator; temperatur, tekanan dan kelembaban udara di sekitar isolator; dan konduktivitas polutan yang menempel pada isolator tersebut.
sekitar isolator tersebut. Polutan yang terbawa udara dapat menempel pada permukaan isolator dan berangsurangsur membentuk suatu lapisan yang tipis pada permukaan isolator. Polutan yang paling berpengaruh terhadap lewat denyar isolator adalah unsur garam. Unsur garam yang mencemari suatu isolator sebagian besar berasal dari angin laut. Angin laut dapat mengendapkan lapisan garam di permukaan isolator yang terpasang di daerah-daerah yang berdekatan dengan pantai. Lapisan garam ini bersifat konduktif terutama pada keadaan cuaca lembab, berkabut atau pada saat hujan gerimis [1]. Jika cuaca seperti ini terjadi maka akan mengalir arus bocor dari konduktor jaringan ke tanah melalui lapisan garam yang menempel di permukaan isolator dan tiang penyangga. Adanya arus bocor ini akan memicu terjadinya peluahan parsial pada permukaan isolator. Peluahan parsial ini merupakan cikal-bakal dari terjadinya peristiwa lewat-denyar pada isolator [2,3]. Oleh karena itu, dalam perencanaan isolator jaringan baru.
Kebutuhan energi listrik di Sumatera Utara disediakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Wilayah II
Sumatera Utara. Energi listrik didistribusikan kepada konsumen sebagian besar melalui jaringan hantaran udara 20 kV. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa salah satu komponen utama jaringan hantaran udara adalah isolator. Isolator ini terpasang pada ruang terbuka, sehingga beberapa tahun sejak pemasangannya, pada permukaan isolator menempel polutan yang bersifat permanen. Intensitas polutan pada isolator tersebut tergantung kepada tingkat pencemaran udara dan unsur polutan yang terkandung dalam udara di sekitar isolator. Tingkat pencemaran dan kandungan polutan di sekitar suatu isolator tergantung kepada sumber polutan dan jarak isolator dari sumber polutan tersebut.

Sabtu, 17 Oktober 2009

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN MENGGUNAKAN TEGANGAN JALA-JALA LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN
MENGGUNAKAN TEGANGAN JALA-JALA LISTRIK

-------
1Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jl. Sawo Manila No.61 Pejaten, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoneia
E-mail:



Abstrak
- Pada tugas akhir ini, penulis merancang sistem pengendalian peralatan menggunakan tegangan jala-jala listrik. Sistem pengontrol ini dirancang dengan mode dapat menghidup/matikan peralatan secara langsung dan komunikasi antar mikrokontroler perancangan system ini diharapkan dapat lebih memudahkan mengontrol peralatan elektronik, dapat lebih meningkatkan efisiensi pemakaian energi listrik


Pendahuluan
Peralatan elektronik pada saat ini semakin banyak digunakan dalam industri. Untuk bangunan yang besar dan bertingkat, atau untuk industri yang besar, mengontrol peralatan elektronik yang banyak tentu akan menyulitkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan suatu pengontrol otomatis yang dapat mengontrol peralatan elektronik secara keseluruhan dari jarak jauh.
Otomatisasi dari suatu sistem telah menjadi kebutuhan yang makin diperlukan saat ini. Dengan adanya otomatisasi maka segala proses yang berjalan pada suatu system itu akan menjadi lebih mudah dilaksanakan dan lebih teliti lagi hasilnya. Adapun pengadaan otomatisasi tersebut diharapkan tidak terlalu membutuhkan biaya yang terlalu besar.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dirancang direalisasikan suatu sistem pengontrol, yang dapat menghidup/mematikan suatu peralatan yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya dengan pengiriman sinyal pengontrol melalui media kabel jala-jala listrik itu sendiri. Sistem pengontrol ini dirancang dengan mode dapat menghidup/matikan peralatan secara langsung dan komunikasi antar mikrokontroler perancangan system ini diharapkan dapat lebih memudahkan mengontrol peralatan elektronik, dapat lebih meningkatkan efisiensi pemakaian energi listrik.


Metode Penelitian
Sistem ini terdiri dari pengontrol utama ( Master Controller ) dan pengontrol sekunder ( Slave Controller ) yang langsung terhubung ke beberapa titik beban (point). masing-masing pengontrol berbasis Mikrokontroler.

Master Control
Rangkaian pada Master Control terdiri dari dua bagian, yaitu Mikrokontroler sebagai pengolah input dari operator kemudian menghasilkan sinyal kontrol sebagai sinyal pemodulasi dan rangkaian transceiver yang berfungsi sebagai penghubung antara mikrokontroler dan media transmisi jala-jala listrik.

Tranceiver
Rangkaian Transceiver terdiri dari 2 bagian, yaitu rangkaian transmitter dan rangkaian receiver yang bekerja secara bergantian dikendalikan oleh mikrokontroler.

Rangkaian transmitter
Rangkaian transmitter terdiri dari berbagai komponen utama, yaitu :
Rangkaian Regulator Tegangan
Rangkaian Regulator berfungsi untuk menstabilkan tegangan, yaitu sebagai catu daya. Tegangan AC 220V yang masuk ketrafo melalui lilitan primer , menimbulkan induksi tegangan pada lilitan sekunder, namun tegangannya masih merupakan tegangan AC. Dengan memasangkan 2 buah dioda D1 dan D2, yang dipasang forward bias pada masing-masing output lilitan sekunder, maka tiap-tiap dioda akan melewatkan gelombang siklus positif dan menahan gelombang siklus negatif yang diterimanya.

Untuk membuat regulator tegangan 5V pada rangkaian mikrokontroler digunakan IC LM-78L05 CZ, dan pada tegangan input, dari lilitan sekunder diambil tegangan sebesar 8 - 12VAC. Sedangkan untuk regulator tegangan 12V pada pemancar di sisi master control dan penerima disisi slave control digunakan IC LM-78L12 CZ, dan pada tegangan input, dari lilitan sekunder trafo diambil tegangan sebesar 16 – 22 VAC.:

Rangkaian VCO (Voltage Control Oscillator)
Rangkaian VCO (Voltage Control Oscillator) atau osilator terkendali adalah suatu rangkaian yang berfungsi menghasilkan gelombang output AC, biasanya gelombang kotak atau persegi, dimana frekuensi yang dihasilkan tergantung kepada tegangan input yang diberikan kepadanya. Untuk membuat rangkaian VCO digunakan IC LM-566 CN.

Rangkaian Receiver
Rangkaian receiver yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal frekuensi termodulasi yang ditumpangkan pada jalur netral dari jaringan listrik, kemudian mendemodulasi atau memisahkan gelombang pembawa dengan sinyal data, untuk kemudian diolah dalam bentuk digital oleh mikrokontroler. Rangkaian Receiver terdiri dari beberapa rangkaian pendukung, salah satunya sama dengan rangkaian transmitter, yaitu rangkaian regulator tegangan.

Rangkaian Penyeimbang Impedansi
Rangkaian ini berfungsi untuk menyesuaikan antara impedansi output yang tinggi pada jala-jala listrik dengan impedansi yang rendah pada rangkaian receiver.

Rangkaian Penguat
Pada rangkaian ini diharapkan suatu tegangan panjar Vi sebesar 4,5 Volt , dimana output dari rangkaian pengkopel trafo diumpankan kebasis dari rangkaian penguat ini, dimana output dari rangkaian penguat ini adalah 6 volt sampai 7 Volt.

Rangkaian Phase Locked Loop (PLL)
Phase Locked Loop (PLL) adalah loop umpan balik dengan detector fasa, sebuah low pass filter, sebuah penguat DC dan sebuah Voltage Control oscillator (VCO). Daripada memberikan kembali tegangan dan membandingkan dengan input, PLL memberikan kembali frekuensi ke detector fasa, dan membandingkan dengan frekuensi yang datang. Hal ini memungkinkan VCO mengunci, sama dengan frekuensi yang masuk.

Slave Control
Sama seperti pada rangkaian Master Control, pada Slave Control juga terdiri dari dua bagian, yaitu Mikrokontroler sebagai pengolah sinyal kontrol kemudian mengontrol beberapa beban dan rangkaian transceiver yang berfungsi sebagai penghubung antara mikrokontroler dan media transmisi jala-jala listrik.
Rangkaian transceiver terdiri dari 2 bagian yaitu rangkaian receiver yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal data yang dikirim oleh master control melalui jalur netral pada jaringan listrik, kemudian mendemodulasi atau memisahkan gelombang pembawa dengan sinyal data, untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler dan rangkaian trasmitter yang berfungsi mengirim sinyal umpan balik ,menghasilkan gelombang pembawa (carrier) sebesar 200 KHz yang kemudian dimodulasi menggunakan sinyal dari rangkaian mikrokontroler, lalu ditumpangkan pada alur netral dari jaringan listrik.




Kesimpulan
Penggunaan sistem ini dapat memudahkan pengontrolan suatu peralatan listrik sebagai beban, karena dapat mengontrol dari jarak yang jauh, selama peralatan listrik tersebut masih berada dalam satu gardu listrik bertegangan 220 VAC dengan master control. Sistem tidak memerlukan suatu saluran transmisi khusus karena menggunakan kabel jala-jala listrik yang ada sebagai sumber daya sekaligus saluran transmisi. Penggunaan mikrokontroler AT89C51 sangat menguntungkan karena dapat lebih menyederhanakan rangkaian, yang secara otomatis menghemat biaya komponen, dan juga memudahkan dalam pembuatan layout rangkaian

Dafar Pustaka
1. Paulus Andi Nalwan, Teknik Antarmuka dan Pemrograman, Elex Media Komputido, Jakarta, 2003
2. Afgianto Eko Putro, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/53 Teori dan Aplikasi, Gaya Media, Yogyakarta, 2002
3. Albert Paul Malvino Ph.d, Hanafi Gunawan, Prinsip-prinsip Elektronika, Erlangga, Jakarta, 1986
4. Wasito S, Vademekum Elektronika Edisi Kedua, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 2001
5. Muhammad H. Rashid, Elektronika Daya, Rangkaian, Devais dan aplikasinya, Prehalindo, Jkarta, 1999
6. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993

Alat pendeteksi pergerakan massa udara berupa arah angin dengan prinsip termal anemometer

Alat pendeteksi pergerakan massa udara berupa arah angin dengan prinsip termal anemometer

Latar Belakang

Berkat perkembangan teknologi, saat ini manusia telah dapat menentukan cuaca dengan menggunakan satelit. Dalam skala makro satelit dapat digunakan untuk mempelajari pembentukan awan, suhu, dan prakiraan cuaca, sedangkan dalam skala mikro berguna untuk mendeteksi kecepatan angin atau suhu di daerah tertentu.
Namun, pemanfaatan satelit dalam skala mikro, misalnya untuk mendeteksi kecepatan angin, belum dapat diandalkan. Salah satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan pembuatan alat ukur otomatis berupa sensor angin.
Secara garis besar ada dua macam metode pendeteksian arah angin, yaitu metode mekanik dan metode perpindahan panas. Metode mekanik sudah sering digunakan sejak lama, seperti optokopler, potensiometer, dan magnet (Manan M.E dan Nasir A.A, 1980). Metode perpindahan panas seperti termopile, transistor, dan termokopel, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode mekanik, yaitu dapat mendeteksi pergerakan angin yang sangat lambat dan pergerakan massa udara.


Karakteristik Angin

Angin adalah gerakan udara akibat pemanasan matahari yang tidak merata pada permukaan bumi. Angin mempunyai energi kinetik yang diperoleh dari perkalian antara massa dan kecepatan pergerakan udara.Terlihat bahwa energi yang dimiliki oleh angin adalah fungsi pangkat tiga dari kecepatannya.

Anemometer Termal

Anemometer termal adalah salah satu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan fluida (angin) sesaat. Cara kerja dari sensor ini berdasarkan pada jumlah panas yang hilang secara konvektif dari sensor ke lingkungan sekeliling sensor. Besarnya panas yang dipindahkan dari sensor secara langsung berhubungan dengan kecepatan fluida yang melewati sensor. Jika hanya kecepatan fluida yang berubah, maka panas yang hilang bisa diinterpretasikan sebagai kecepatan fluida tersebut.
Bentuk anemometer termal yang secara umum digunakan adalah jenis Silinder (hot-film dan hot-wire). Hot-wire adalah kawat yang berukuran sangat kecil dan diberi panas, jenis ini paling banyak digunakan untuk mengukur kecepatan fluida. Selain untuk sensor kecepatan, hot-wire juga digunakan untuk mendeteksi suhu. Sensor hot-wire terdiri dari lapisan tipis yang bersifat konduktor dan ditempelkan pada substrat yang bersifat isolator. Sedangkan sensor flush (hot-film) digunakan untuk mengukur tegangan gesek (shear stress). Sensor hot-wire dan hot-film memiliki respon frekuensi yang tinggi dalam mendeteksi kecepatan angin sesaat ataupun kecepatan angin rata-rata. Bahan yang digunakan dalam sensor ini adalah tungsten dan platina, platina-iridium dan platina rodium.
Ada tiga jenis metode yang dapat digunakan dalam pengoperasian termal anemometer ini yaitu constant current anemometer (CCA), constant temperature anemometer (CTA), dan constant voltage anemometer (CVA). Prinsip CTA adalah mempertahankan suhu yang konstan di atas suhu lingkungan. Daya atau panas yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu sensor agar konstan digunakan untuk menghitung kecepatan angin. Anemometer termal CTA (Gambar 1) membutuhkan sensor kompensasi suhu karena perpindahan panas bergantung pada perbedaan suhu antara sensor yang dipanasi dengan lingkungan. Sensor kompensasi suhu ini akan mengindera suhu lingkungan, dan sebuah rangkaian elektronik umpan balik yang mengatur selisih suhu sensor angin dengan suhu lingkungan supaya tetap konstan melalui masukan yang diberikan oleh sensor kompensasi suhu tersebut. Pemberian daya (pemanasan) pada sensor angin yang semakin besar akan menyebabkan semakin besar pula panas yang hilang ke lingkungan sehingga akan memperbesar sinyal pembacaan alat.


Termokopel

Termokopel adalah sebuah transduser yang digunakan untuk mengukur suhu. Bentuk dari termokopel sangat halus dan dapat beroperasi dengan rentang suhu yang sangat besar. Sebuah termokopel terdiri dari dua buah kawat yang kedua ujungnya disambung sehingga menghasilkan suatu open-circuit voltage sebagai fungsi dari suhu, diketahui sebagai tegangan termolistrik atau disebut dengan seebeck voltage, yang ditemukan oleh Thomas Seebeck pada 1921. Hubungan antara tegangan dan pengaruhnya terhadap suhu masing-masing titik pertemuan dua buah kawat adalah linear.

Pembuatan sensor

Kawat Termokopel yang digunakan sebagai sensor terdiri dari kawat dengan bahan tembaga dan konstantan. Konstantan adalah logam campuran antara tembaga dan nikel, dengan ukuran diameter konstantan dan tembaga adalah 0.01 mm.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pergerakan angin yang sangat kecil khususnya untuk kecepatan dibawah 1 meter per detik dapat dideteksi dengan anemometer termal. Dengan menggunakan kawat yang terdiri dari konstantan dan tembaga yang kedua ujungnya disambungkan dapat dideteksi terjadinya perbedaan suhu sensor dengan lingkungannya. Kemudian dapat dideteksi arah pergerakan angin dengan menambahkan dua buah termokopel yang berupa sambungan-sambungan kawat tersebut dengan sensor kecepatan berada di tengahnya.
Dengan bantuan perangkat lunak yang berfungsi untuk simulasi dalam penelitian ini didapat nilai-nilai berupa tegangan yang mengindikasikan adanya pergerakan angin tersebut. Arah angin yang didapat berdasarkan penelitian ini dan simulasi berkisar antara nol derajat sampai 360 derajat. Data yang didapat dari penelitian kisaran nilainya hampir sama dengan data hasil simulasi, dan data hasil penelitian tersebut hanya memperhatikan pergerakan arah angin secara laminar saja, tanpa ada faktor turbulensi.

DAFTAR PUSTAKA

Cooper, W D. 1993. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Penerbit Erlangga. Jakarta
Dailey, D J. 1989. Operational Amplifiers and Linear Integrated Circuits : Theory and Applications. McGraw-Hill Book Company, New York
Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika Dasar. Edisi Keempat. Penerbit Erlangga, Jakarta

Alif Ghazali
41407010009
Teknik elektro

METODE ELIMINASI SINYAL GETARAN BEBAS PADA PENGUKURAN GAYA TUMBUKAN DENGAN TRANSDUCER GAYA STRAIN GAUGE*)

METODE ELIMINASI SINYAL GETARAN BEBAS PADA PENGUKURAN GAYA
TUMBUKAN DENGAN TRANSDUCER GAYA STRAIN GAUGE*)

Bambang Purwantana1)


ABSTRAK
Transducer gaya dengan sensitivitas dan keakuratan yang tinggi sangat diperlukan khususnya dalam pengukuran gaya-gaya mikro. Strain-gauge yang bekerja berdasarkan prinsip tegangan-regangan sangat umum digunakan sebagai transducer gaya. Pada pengukuran gaya-gaya dinamis, seperti pada pengukuran gaya tumbukan, pengaruh sifat mekanis bahan transducer sering menghasilkan efek seperti terjadinya sinyal getaran bebas atau sinyal semu yang mengganggu keakuratan dan ketelitian pengukuran.
Suatu metode eliminasi sinyal getaran bebas telah dikembangkan dengan cara memperhitungkan faktor pegas, kelembaman dan inersia bahan transducer. Sinyal getaran bebas dieliminasi berdasarkan perilaku periodik frekuensi dan amplitudo sinyal getaran. Hasil verifikasi melalui beberapa percobaan menunjukkan bahwa metode yang dikembangkan dapat secara baik mengeliminasi sinyal-sinyal getaran bebas yang muncul dalam pengukuran gaya tumbukan.


PENDAHULUAN
Pengukuran gaya dengan transducer yang menggunakan sensor berbasis tegangan-regangan, strain gauge, banyak dilakukan khususnya pada konstruksi mesin maupun konstruksi sipil. Pada proses pembebanan statis, pengukuran dengan sensor ini memberikan hasil yang memuaskan yaitu cukup teliti dan relatif sederhana dalam pengerjaan. Namun demikian untuk proses pembebanan dinamis, terutama pada pengukuran gaya tumbukan, penggunaan sensor gaya ini masih mengalami beberapa kendala dimana faktor pegas dari transducer sering menghasilkan sinyal ikutan atau getaran bebas yang mengganggu sinyal utamanya. Untuk memperoleh ketepatan pengukuran maka sinyal-sinyal ikutan ini harus dihilangkan.
Konsole atau batang gantung sederhana (simple cantilever) merupakan bentuk transducer yang banyak digunakan karena kesederhanaannya. Namun demikian transducer jenis ini sangat peka terhadap timbulnya “getaran bebas” khususnya apabila digunakan dalam pengukuran gaya-gaya tumbukan. Mashithoh dan Purwantana (2000) misalnya, melakukan pengukuran volume droplet sprayer dengan metode tumbukan

METODE PENELITIAN

Bahan dan alat
Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah transducer dari pipa dari baja poros S45C, strain gage Kyowa KFG2-120-CL, semen strain gage Kyowa CC33A, IC, kapasitor, resistor, terminal dan bola besi.
Alat-alat utama yang digunakan adalah peralatan perbengkelan, bridge box, kabel transmisi data, osciloscop, multimeter, strain amplifier Kyowa DPM6H, Analog-Digital Converter Ratoc REX5054U/B, data recorder REX5054 dan komputer.


Prosedur pelaksanaan
Kaliberasi transducer
Untuk keperluan pengujian, dibuat dua buah transducer gaya yaitu transducer gaya tipe pipa konsole (simple cantilever transducer) dan transducer gaya tipe oktagonal (octagonal ring transducer). Rangkaian sensor beserta instrumen pengukur ditunjukkan pada Gambar 1 Kaliberasi dilakukan untuk menentukan nilai konstanta pegas transducer. Kaliberasi dilakukan secara statis dengan memberikan variasi beban pada ujung transducer. Transducer diberi beban (F) secara bertahap dari 0 N sampai 200 N dan sebaliknya dari 200 N sampai 0 N. Sinyal yang terjadi akibat pembebanan, yang menyebabkan perubahan regangan strain gauge yang ditempelkan pada transducer, diperkuat dengan strain amplifier, dan kemudian dikonversi kedalam bentuk digital dengan AD konverter. Sinyal yang telah dikonversi ini kemudian diumpankan ke data recorder dan selanjutnya disimpan ke dalam komputer.

KESIMPULAN
Suatu metode eliminasi sinyal getaran bebas pada pengukuran gaya tumbukan telah dilakukan dengan cara mengkompensasikan sifat mekanis bahan transducer. Dari hasil penelitian ini dapat dirangkum dua kesimpulan utama sebagai berikut:
1. Eliminasi sinyal semu atau getaran bebas pada sistem transducer atau sensor yang dikenai gaya tumbukan dapat dilakukan dengan cara memperhitungkan faktor inersia dan kelembaman sensor disamping konstanta pegasnya.
2. Sifat kelembaman transducer mempunyai peran yang besar terhadap terjadinya getaran bebas sistem.


DAFTAR PUSTAKA
Masithoh, R.E., Purwantana, B. 2000. Studi Metode deteksi Volume Droplet Sprayer. Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Purwantana, B., Horio, H., Kawamura, T., Shoji, K. 2002. A Flail-Type Rotary Cultivator for Introducing Swampland in Indonesia; Cutting Characteristics of Grass, Root-Mat and Topsoil. Proceeding of the International Agricultural Engineering Conference, Wuxi, China, November 28-30, 2002: 430-436.
Purwantana, B., Horio, H., Kawamura, T., Shoji, K. 2003. Basic Studies on Flail-type Rotary Cultivator for Swampy Land Preparation: Grass Cutting Characteristics and Energy Requirement. Journal of the Japanese Society of Agricultural Machinery, 65(5):76-83.
Shoji, K. 2003. Development of drift sensor for detecting grain yield on rice combine harvester. Journal of the Japanese Society of Agricultural Machinery, 65(4):117-123.
Sitkei, G. 1986. Mechanics of Agricultural Materials. Developments in Agricultural Engineering; 8. Elsevier, New York, USA

Senin, 12 Oktober 2009

Streaming dengan menggunakan aplikasi VLC

TV Server Streaming dengan menggunakan aplikasi VLC

Perkembangan teknologi informasi terutama dibidang multi media telah melahirkan berbagai aplikasi layanan audio maupun video yang berbasis jaringan seperti media streaming, videophone, video conference dan lain sebaginya. Sebuah saluran televise dengan format analog ditangkap oleh kartu tv tuner diubah menjadi format digital dan dijadikan sebagai sumber media yang dapat dialirkan ke dalam jaringan komputer.
Sebuah berkas audio atau video yang terletak pada komputer server. untuk dapat menjalankannya berkas tersebut harus ditransfer dari komputer server ke komputer client dimana pengguna berada. terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk melakukan proses transfer berkas dari server ke client. Metode pertama denga mengunduh keseluruhan berkas yang diinginkan tersebut ke client, metode ini memerlukan media penyimpanan yang besar dan waktu yang dibutuhkan juga cukup lama apalagi bila berkasnya berukuran besar. Metode kedua dengan melakukan streaming, sebelum server melakukan pengiriman terlebih dahulu berkas tersebut dimampatkan dan disandikan, kemudian dibagi menjadi beberapa paket. Paket demi paket ditransmisikan secara berurutan ke client dan disimpan sementara didalam buffer. Paket dalam buffer tersebut kemudian diurai satu persatudan langsung dimainkan tanpa menunggu kesalahan paket diterima oleh client. selama proses memainkan client masih tetap menerima paket yang dikirim oleh server.
Tujuan ini adalah membangun sebuah layanan streaming media berupa streaming saluran televisi yang diaplikasikan pada jaringan komputer lokal (LAN).
Streaming adalah sebuah teknologi untuk memainkan fileaudio atau video secara langsung pada komputer client sesaat setelah ada permintaan dari user audio yang menghabiskan waktu cukup lama dapat dihindari.
Pada dasarnya smua jenis berkas baik berkas audio , video, gambar, teks, data 3D, Perangkat lunak, dan sebagainya. Tapi streaming sejatinya lebih mengacu kepada time-band media, khususnya audio dan video baik secara langsung (real-time) maupun rekaman (pre-encoded). Salah satu aplikasi yang sangat akrab dengan teknologi streaming adalah aplikasi Internet broadcasting, yaitu penyiaran audio maupun video yang berbasis IP (Internet Protokol).Ada dua jenis layanan yang dapat disuguhkan oleh internet broadcasting ini, yaitu on demand dan live.
Secara teknis, Internet broadcasting yang menggunakan teknologi streaming sebagai sistem transmisi terdiri atas dua jenis, yaitu unicasting dan multicasting.
Unicasting
Transmisi Informasi dilakukan dari satu pengirim ke satu penerima atau bersifat point to point. Akan tetapi hal ini membutuhkan banyak bandwidth dalam jaringan. Server harus membangkitkan data yang sama untuk setiap penerima.
Multicasting
Multicasting adalah pengiriman data dari satu titik kebanyak titik atau bersifat point to multipoint. Denga multicasting, berkas media yang tengah dibuat langsung dibawa ke streaming server dan hasilnya langsung dialirkan saat itu juga ke satu titik tertentu disebarkan. Proses penyampaian berkas media dari proses pembuatan hingga komputer pengguna tersebut hanya terjadi sekalisaja, yaitu saat berkas media tersebut dibuat untuk pertama kalinya.
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan menggunakan protokol komunikasi melalui media trasmisi atau media komunikasi sehingga dapat saling berbagi data inormasi, program-program penggunaan bersama perangkat keras. seperti printer, media penyimpanan, media optic, dan sebagainya.
Beberapa perangkat lunak streaming server yang saat itu sedang dikembangkan oleh beberapa pengembang diantaranya adalah Apple-Quick Time Streaming Server (QTSS), Darwin Streaming Server (DSS), Icecast Streaming Server, Shoutcast, Real Server, Video LAN, dan masih banyak lagi dan bersifat bebas maupun tidak bebas atau gratis maupun bayar.
Video LAN adalah sebuah software aplikasi yang diperuntukan bagi streaming. Video yang dapat menggunakan dua macam software Video LAN :
• Video LAN Server (VLS), dapat digunakan untuk streaming file dalam format MPEG-1 , MPEG-2, dan MPEG-4, DVD, TV chanel.
• Video LAN Client (VLC), Memiliki fungsi yang sama dengan VLS, namun dapat bertindak sebagai server streaming ataupun sebagai client yang menerima video yang disistem dari server.

Berka sstream yang dikirim berupa data audio dan video yang diambil dari perangkat keras berupa kartu tv tuner. Isi dari data audio dan video yang distreaming tersebut alah berupa siaran televisi, dari sumber media berupa kartu tv tuner syng terpasang pada computer server streaming.

Muxer digunakan untuk menggabungkan data audio dan video yang telah di mampatkan, sehingga menjadi satu paket data tunggal. Protokol yang digunakan dapat berupa protocol TCP maupun UDP.

Keuntungan protocol TCP adalah ketika tidak ada satupun client yang meminta layanan streaming, sensor tidak akan mengirimkan data stream. Keuntungan Protokol UDP adalah berapapa client yang terhubung pada server besarnya bandwidth yang digunakan adalah tetap.

Kesimpulan
Dari perencanaan dan pengujian yang telah dilakukan maka dapat tarik kesimpulan:
• Untuk percobaam 3 hasil yang didapat paling optimal untuk digunakan dengan percobaab lainnya. Karena kualitas gambar ataupun audio masih bagus untuk diterima client. dan untuk pemakaiannya bandwidtnya juga tidak terlalu besar untuk percobaan selanjutnya sudah tidak optimal lagi untuk digunakan streaming media karena mengalami penuruna kualitas gambar dan suara terutama pada percobaan terakhir.








DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.Informatika .com/feature.html.Juli 2006
2. http://www.videolan.org,oktober 2005

ANALISA KEGAGALAN CALL DARI FLEXI KE GSM DI STO MANGGA BESAR JAKARTA PUSAT

ANALISA KEGAGALAN CALL DARI FLEXI KE GSM
DI STO MANGGA BESAR JAKARTA PUSAT

Pada jurnal ini memaparkan tentang kehadiran teknologi CDMA dalam dunia telekomunikasi Rata Penuhyang mulai diperhitungkan oleh masyarakat dan para operator GSM yang selama ini menguasai pasar telekomunikasi. Salah satu contoh telepon seluler berbasis CDMA adalah Flexi yang diluncurkan oleh Telkom untuk menandingi operator GSM. Sebagai teknologi baru tentunya Telkom Flexi diluncurkan dengan banyak kelebihan antara lain kecepatan yang lebih tinggi, kualitas suara yang jernih, anti jamming dan sebagainya. Namun demikian timbul masalah baru yang harus dihadapi oleh Telkom Flexi pada saat ingin melakukan interkoneksi terhadap GSM, salah satunya adalah adanya kegagalan komunikasi (call).

Kegagalan komunikasi dari Flexi ke GSM bisa terjadi karena faktor jaringan Flexi maupun GSM, perilaku masing-masing user yang sedang berkomunikasi, dan juga sistem yang menghubungkan kedua jaringan ini. Sebagai sistem yang masih baru perencanaan jaringan yang belum sempurna mengakibatkan masih adanya daerah yang belum tercover dengan baik (blank spot), dan juga overlapping antar sel. Akibatnya timbul kegagalan call karena access failure, drop call, dan kegagalan signaling.

Kesimpulan yang dapat diambil dari jurnal ini adalah:
1. Penyebab kegagalan call dari Flexi ke GSM antara lain remote congestion (0.04%), network bloking (0.06%), system fault (0.27%), ISUP fault (1.59%), terminating busy (1.7%), terminating error (5.43%), dan originating release (33,96%).

2. Remote congestion , network bloking , system fault , ISUP fault , terminating busy , terminating error , dan originating release dapat teridentifikasi karena adanya access failure, drop call, dan signaling failure dalam jaringan.

3. Access failure, drop call, dan signaling failure terjadi karena kondisi RF yang buruk dari MS, BTS, BSC, MSC, dan Gateway antara lain daya terima MS yang rendah (kurang dari -75 dBm), daya pancar MS yang tinggi (lebih dari 20 dBm), FFER yang buruk (lebih dari 1%), nilai Ec/Io yang jelek (kurang dari -12 dB).

4. Ada 5 daerah yang mengalami masalah kegagalan call yaitu Pantai Mutiara Pluit, Pluit Raya Muara Baru, Komplek Duta Mas, Tanah Sereal, dan Pantai Ria Ancol karena kondisi RF yang buruk. Sedangkan hanya 2 daerah yang memiliki masalah RF paling kompleks adalah Pantai Mutiara Pluit dan Pantai Ria Ancol akibat letaknya yang jauh dari BTS.

5. Kondisi RF yang buruk timbul akibat daya pancar BTS yang sampai ke MS bervariasi tergantung dari kondisi lingkungan dan letak MS.


DAFTAR PUSTAKA
[1] www.stttelkom.ac.id/staf/.../Jurnal%20SNSI06-STIKOM%20BALI.doc

Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi

Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral
dan Losses pada Trafo Distribusi

Julius Sentosa Setiadji1, Tabrani Machmudsyah2, Yanuar Isnanto1
1Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
2PT. PLN(Persero) Distribusi Jawa Timur
Email: julius@petra.ac.id


ABSTRAK

Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut
adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut
muncullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses
akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Setelah dianalisa,
diperoleh bahwa bila terjadi ketidakseimbangan beban yang besar (28,67%), maka arus netral yang muncul juga besar
(118,6A), dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah semakin besar pula (8.62%).

Dewasa ini Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan maka dituntut adanya sarana dan prasarana yang mendukungnya seperti tersedianya tenaga listrik. Saat ini tenaga listrik merupakan kebutuhan yang utama, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri. Hal ini disebabkan karena tenaga listrik mudah untuk ditransportasikan dan dikonversikan ke dalam bentuk tenaga yang lain. Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan kontinyu merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memenuhi
kebutuhan tenaga listrik
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata tetapi karena ketidakserempakan waktu penyalaan beban-beban tersebut maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada penyediaan tenaga listrik. Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T) inilah yang menyebabkan mengalirnya arus di netral trafo

TEORI TRANSFORMATOR
Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromag-net. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan
penyaluran tenaga listrik.
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada trans-formator diberi arus bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi
primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan.
Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan
penyaluran tenaga listrik.

KESIMPULAN
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada trans-formator diberi arus bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan.



[1] Sulasno, Ir., Teknik Tenaga Listrik, Semarang :Satya Wacana, 1991.
[2] Abdul Kadir, Distribusi dan Utilisasi Tenaga
[3] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung: ITB, Listrik, Jakarta: UI - Press, 2000.
[4] Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL)
[5] Abdul Kadir, Transformator, Jakarta: PT. Elex 2000), Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 2000.













































Media Komputindo, 1989.

Sistem Proteksi Terhadap Putaran Lebih (Over Speed) pada Turbin Uap

Sistem Proteksi Terhadap Putaran Lebih (Over Speed) pada Turbin Uap

By: Subhan Nafis on: Wed 16 of Apr., 2008 11:45 WIT (2807 Reads) (2920 bytes)

Kondisi operasional pada turbin yang sangat berbahaya ialah terjadinya putaran lebih (over speed), yaitu putaran yang berlaku diatas putaran yang direncanakan sesuai dengan rancangan mesin, yaitu sekitar 3000 rpm untuk untuk turbin dan generator bila dikopel langsung (Direct Couple). Roda-roda turbin yang berdiameter besar, dan terutama roda-roda belakang, pada tingkat akhir yaitu tingkat bertekanan rendah, akan menjadi sasaran dari beban gaya-gaya sentrifugal yang sangat besar. Bila putaran turbin melebihi berguna yang ditentukan, sekitar 3000 rpm, maka tegangan yang disebabkan gaya sentrifugal pada sudu-sudu gerak akan melebihi tegangan lumer (yield strength), material dan rotor akan retak dan pecah secara harfiah. Alat proteksi yang sering dipakai adalah satu atau dua bobot eksentrik seperti gambar dibawah ini, yang dipasang pada poros turbin dengan pegas pengatur

Sampai putaran 3000 rpm, dengan toleransi yang diijinkan biasanya ± 10%, maka gaya sentrifugal yang terjadi pada bobot, lebih rendah dari gaya pengatur pegas kembali (gaya lawan pegas). Bila kelebihan putaran 10% pada putaran 3000 rpm, maka gaya sentrifugal yang terjadi adalah yang terbesar, maka bobot bergerak menjauhi pusat, yang selanjutnya akan menaikkan gaya sentrifugal dan begitulah seterusnya. Begitu bobot meninggalkan sisa posisinya, maka perimbangan (balance) antara gaya sentrifugal dan gaya lawan pegas akan segera terjadi. Bobot bergerak menjauhi pusat dalam batasan penyetop mekanik. Dengan memutarnya keposisi baru, maka bobot akan membebaskan lidah gigi peralatan yang menutup semua sistem saluran masuk uap. Secara umum turbin uap dilengkapi dengan dua peralatan trip putaran lebih (over speed triping) untuk mengurangi sampai tingkat minimum, bahaya yang disebabkan oleh sistem proteksi yang tidak berfungsi. Pabrik pembuat biasanya melengkapi bobot dengan fasilitas alat injeksi oli secara manual. Sebagai contoh, sebelum suatu shut down normal, sementara turbin masih pada putaran 3000 rpm, oli diinjeksikan kedalam salah satu bobot. Muatan oli ditambahkan kepada bobot, memecah gaya sentrifugal, dan mengembalikan keseimbangan gaya serta menggerakan alat sistem pengaman. Oli dari sistem pengaman mengalir melalui beberapa alat tertentu secara seri sebelum sampai pada peralatan servo motor yang mengontrol peralatan pembagi uap. Sistem kontrol keamanan, sebagaimana sistem pengaman lainnya, yang dapat diketahui, dirancang untuk mereduksi tekanan oli didalam sistem tersebut. Untuk keperluan ini, maka setiap regulator pengaman dilengkapi dengan sebuah katup luncur gangguan (tripping slide valve) seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Daftar Pustaka
1. Biaya Suplai Tenaga Listrik di Indonesia, Skripsi Deni Almanda, FT UGM, Yogyakarta, 1988
2. ESCAP, Proceeding of the work shop on co-generation of electricity and proses heat United Nation, New York, 1983
3. Cogeneration Memangkas biaya dan emisi, Majalah Listrik Indonesia Edisi II Tahun III April 1998, Jakarta

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGEREMAN DINAMIK PADA
MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Agung Warsito, Mochammad Facta, M Anantha BPa.warsito@elektro.ft.undip.ac.id,facta@elektro.ft.undi.ac.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro


Abstrak

Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki beberapakeuntungan antara lain motor ini sederhana, murah dan mudah pemeliharaannya. Pada penggunaan motor induksi sering dibutuhkan prosesmenghentikan putaran motor dengan cepat,terutama aplikasi untuk konveyor. Untuk menghentikan putaran rotor, torsi pengereman diperlukan yang dapat dihasilkan secara mekanik maupun secara elektrik. Pengereman untuk menghentikan putaran motor induksi dapat dirancang secara dinamik, yaitu sistem pengereman yang dilakukan dengan membuat medan magnetik motor stasioner. Keadaan tersebut dilaksanakan dengan menginjeksikan arus DC pada kumparan stator motor induksi tiga fasa setelah hubungan kumparan stator dilepaskan dari sumber tegangan suplai AC. Metode pengereman dinamik memiliki keuntungan antara lain kemudahan pengaturan kecepatan pengereman
terhadap motor induksi tiga fasa dan kerugian mekanis dapat dikurangi. Dengan mengaplikasikan pengereman dinamik pada motor induksi tiga fasa didapatkan hasil proses menghentikan putaran motor induksi lebih cepat dibandingkan tanpa pengereman
dinamik

I. PENDAHULUAN

Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam pengendalian motor–motor induksi tiga fasa yaitu, struktur motor induksi tiga fasa lebih ringan (20% hingga 40%) dibandingkan motor arus searah (DC) untuk daya yang sama, harga satuan relatif lebih murah, dan perawatan motor induksi tiga fasa lebih hemat. Pengereman pada motor induksi tiga fasa,secara umum masih menggunakan metoda yang sederhana, dengan cara pengereman mekanik dimana torsi pengereman dihasilkan oleh peralatan pengereman yang berupa sepatu rem dan drum yang terpasang pada poros rotor. Pada pengereman ini
energi putar dari rotor dikurangi dengan cara menekan poros rotor menggunakan sepatu rem. Pengereman secara mekanik membutuhkan jadwal pemeliharaan teratur karena terdapat rugi – rugi mekanis seperti gesekan yang menimbulkan panas dan menghasilkan debu akibat gesekan. Pengereman untuk menghentikan putaran motor induksi dapat dirancang secara dinamik, yaitu menggunakan sistem pengereman yang dilakukan dengan membuat medan magnetik motor stasioner. Keadaan tersebut dilaksanakan dengan menginjeksikan arus DC pada kumparan stator motor induksi tiga fasa setelah hubungan kumparan stator dilepaskan dari sumber tegangan suplai AC. Metode pengereman dinamik (dynamic braking) memiliki keuntungan antara lain kemudahan pengaturan kecepatan pengereman terhadap motor induksi tiga fasa.

II. DASAR TEORI
2.1 Motor Induksi [1,3]

Pada motor induksi arus rotor bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasilkan oleh stator.

2.2 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa[1,3]

Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen
dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa
berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam
yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.

2.3 Beban Motor Induksi Tiga Fasa

Dalam melaksanakan pengujian pengereman dinamik digunakan dinamometer DC (generator-motor1Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 1 - 5arus searah) sebagai beban motor induksi. Dinamometer DC dalam percobaan berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik.

2.4 Pengereman pada Motor listrik[6,8,10,14]

Pengereman secara elektrik, torsi pengereman dihasilkan berdasarkan nilai arus injeksi yang diberikan pada belitan stator. Pada pengereman secara elektrik energy putaran rotor diubah menjadi energi elektrik yang kemudian dikembalikan ke suplai daya, atau dengan memberikan suatu medan magnet stasioner
pada stator sehingga putaran rotor akan berkurang dengan sendirinya, pengereman secara elektrik lebih halus dan tidak ada hentakan yang terjadi.
Pengereman secara elektrik tidak dapat menghasilkan torsi untuk menahan beban dalam keadaan sudah berhenti dan membutuhkan sumber energi listrik untuk mengoperasikannya.

2.5 Pengereman Dinamik

Pengereman dinamik digunakan untuk menghentikan putaran rotor motor induksi. Tegangan pada stator diubah dari sumber tegangan AC menjadi tegangan DC dalam waktu yang sangat singkat. Torsi yang dihasilkan dari
pengereman tergantung pada besar arus DC yang
diinjeksikan pada belitan stator. Pada gambar 2.1. menunjukkan bentuk rangkaian pengereman dengan injeksi arus searah pada motor induksi tiga fasa.
Trafo Step Down Stator Motor K1M 3~K2 Penyearah

Pengereman dinamis dengan injeksi arus searah pada motor induksi tiga fasa. Arus searah yang diinjeksikan pada kumparan stator akan mengembangkan medan stasioner untuk menurunkan tegangan pada rotor. Oleh karena kumparan rotor terhubung singkat, arus yang mengalir menghasilkan medan magnet. Medan magnet akan berputar dengan kecepatan yang sama dengan rotor tetapi dengan arah yang berlawanan untuk menjadikan stasioner terhadap stator. Interaksi medan resultan dan gerak gaya magnet rotor akan mengembangkan torsi yang berlawanan dengan torsi motor sehingga pengereman terjadi. Torsi pengereman yang dihasilkan tergantung pada besarnya arus injeksi DC pada belitan stator, karena torsi pengereman sebanding dengan arus injeksi. Sedangkan nilai tahanan (R) berpengaruh pada nilai kecepatan torsi pengereman terjadi. Semakin kecil nilai tahanan (R), semakin cepat torsi pengereman terjadi.

2.6 Penyearah Penuh Satu Fasa
Penyearah yang dipakai pada alat ini adalah penyearah gelombang penuh dengan menggunakan transformator step down dan mempunyai keluaran tegangan DC positif. Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan transformator step down.
Pada saat setengah siklus positif dioda D2 dan D3
akan konduksi untuk menghasilkan satu siklus positif
dan pada siklus negatip dioda D4 dan D1 akan konduksi
untuk menghasilkan satu siklus negatif.

3.1.Pengujian Lama Waktu Berhenti Motor Induksi
Tiga Fasa tanpa Pengereman Dinamik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui lama waktu berhenti motor induksi tiga fasa tanpa pengereman dinamik. Hasil pengujian ini untuk mengetahui selisih 2
Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP) lama waktu berhenti dengan dan tanpa pengereman dinamik.

3.3.Pengujian Lama Waktu Berhenti Motor Induksi
Tiga Fasa dengan Pengereman Dinamik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui lama
waktu berhenti motor induksi tiga fasa dengan
pengereman dinamik. Hasil percobaan ini untuk
mengetahui selisih lama waktu berhenti dengan dan
tanpa pengereman dinamik.

IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

1. Waktu berhenti motor induksi tanpa pengereman dinamik semakin lama jika tegangan belitan stator bertambah besar dan waktu berhenti berkurang jika
beban lampu bertambah besar.

2. Waktu berhenti motor induksi belitan stator hubung
\ bintang konfigurasi A, B dan E dengan pengereman inamik berkurang jika arus injeksi dc, tegangan belitan stator dan beban lampu bertambah besar.

3. Waktu berhenti motor induksi belitan stator hubung
segitiga konfigurasi C, D dan F dengan pengereman dinamik berkurang jika arus injeksi dc, tegangan belitan stator dan beban lampu bertambah besar.

4. Waktu berhenti motor induksi dengan pengereman
dinamik berkurang dibandingkan tanpa pengereman
dinamik.

5. Pengereman dinamik konfigurasi A, B, E untuk
belitan stator hubung bintang cenderung mempunyai
karakteristik yang sama

6. Pengereman dinamik konfigurasi F untuk belitan
stator hubung segitiga cenderung mempunyai
karakteristik yang lebih baik dibanding konfigurasi C, D karena arus injeksi DC tidak terlalu besar tetapi mempunyai waktu berhenti yang kecil.











DAFTAR PUSTAKA
[1] Eugene C. Lister, Ir. Drs. Hanapi Gunawan, Mesin
Dan Rangkaian Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.
[2] Fizgerald, Kingsley, Umans, Mesin - Mesin Listrik,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997.
[3] Harten, P. Van, Instalasi Listrik Arus Kuat 3,
CV. Trimitra Mandiri, Jakarta, 1978.
[4] I J Nagrath, D P kothari, Electric Machines, Tata
McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi, 1985.
[5] Kadir A, Mesin Tak Serempak, Djambatan,
Jakarta,1981.
[6] M. Chilikin, Electric Drive, MIR Publisher, Moscow,
1970.
[7] M. Rashid, Power Electronics Circuit, Device, and
Aplication 2nd, Prentice-Hall International Inc, 1988.
[8] M. V. Deshpande, Electric Motors: Applications And
Control, A. H. Wheeler & Co.Ltd, India, 1990.
[9] ---, Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000.
[10] P. C. Sen, Principles Of Electric Machines And
Power Electronics, Second Edition, John Wiley & Sons,
USA, 1997.
[11] Sumanto, MA, Motor Listrik Arus Bolak-Balik, Endi
Offset, Yogyakarta, 1993.
[12] Team, Instalasi Listrik, TEDC, Bandung.
[13] Theodore Wildi, Electrical Machines, Drives and
Power Systems 3rd,Prentice Hall Inc, New Jersey, 1997.5
Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 1 – 5 [14] Vedam Subrahmanyam, Electric Drives, Concepts and Applications, Tata McGraw-Hill, New Delhi, 1994.
[15] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika
Daya, Gramedia, Jakarta, 1995.6